Saat Keluarga Korban Soroti Lion Air dan Minta Rusdi Kirana Berdiri

Saat Keluarga Korban Soroti Lion Air dan Minta Rusdi Kirana Berdiri

Ahmad Bil Wahid, Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Senin, 05 Nov 2018 16:59 WIB
Keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP hadir dalam konferensi pers yang digelar oleh Polri dan Basarnas. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Manajemen Lion Air jadi sorotan sejumlah keluarga korban Lion Air PK-LQP. Kabar ditemuinya masalah Lion Air PK-LQP di Denpasar sehari sebelum jatuh di perairan Karawang diminta diinvestigasi.

"Kami dapat informasi benar atau tidak, benar atau tidak kalau pesawat ini sudah trouble di Bandara Ngurah Rai, kemudian ada perbaikan. Apakah perbaikan itu sudah clear," kata M Bambang Sukandar, ayah penumpang Lion Air, Panky Pradana Sukandar, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

Bambang meminta pertanggungjawaban teknisi Lion Air. Dia menuntut pihak Lion Air menjelaskan secara rinci persoalan pesawat PK-LQP saat terbang dari Bandara Ngurah Rai menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.





"Nyawa seratusan itu harus dipertanggungjawabkan, hukumnya mutlak karena menyatakan pesawat clear untuk take off. Kami mohon dengan hormat peristiwa ini jangan sampai terjadi. Tolong proses hukum teknisi-teknisi yang tidak benar," sambungnya.

Dalam pertemuan dengan Menhub, Ketua KNKT, Kabasarnas, dan Panglima Koarmada I, Bambang juga meminta bos Lion Air Rusdi Kirana berdiri.

"Tolong manajemen Lion diperbaiki, kami hanya mengusulkan jangan sampai terjadi lagi. Kita tidak bermaksud mendiskreditkan Lion," katanya.

"Mohon dengan hormat Pak Rusdi Kirana berdiri. Bapak menteri kiranya untuk ditindaklanjuti, jangan sampai kejadian ini terulang," sambungnya.

Sementara itu, ayah penumpang bernama Shandy Johan Ramadhan juga meluapkan kekecewaan terhadap manajemen Lion Air.

"Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya tim Basarnas, tim lain, kami tersanjung begitu cepatnya Bapak-bapak datang ke sana dan saya ikuti setelah dapat kabar jatuh. Tapi tidak untuk Lion, khususnya Lion Air, saya ingin memberi perhatian kepada Pak Rusdi Kirana dan tim pada saat krisis, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion. Jangankan empati, menelepon pun tidak," tuturnya.





Ada juga keluarga korban yang mempertanyakan manifes penumpang bayi. Sebab, meski body part bayi sudah ditemukan, tim DVI RS Polri belum mengumumkan hasil identifikasi.

"Saya tahu adik saya ditemukan dari Selasa. Dari data manifes hanya 2 bayi. Dari pihak lain saya tanyakan apa benar manifesnya? Ini mengidentifikasikannya apa susah. Sampai hari ini keponakan saya belum ada juga identifikasinya, benar nggak manifes di bandara 2 bayi?" kata keluarga korban itu.

Bos Lion Air Rusdi Kirana, Presdir Lion Air Edward Sirait, serta satu perwakilan lainnya lantas berdiri. Pihak Lion Air memastikan manifes dua bayi benar tercatat.

Namun RS Polri masih melakukan identifikasi karena belum menemukan kecocokan sampel DNA.

"Di kita (RS Polri) ada body part bayi, diperkirakan dua bayi, tapi DNA belum ada yang cocok. Kami nggak mungkin mau salah berikan ke orang lain," ujar Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi kepada keluarga korban.


Saksikan juga video 'Terungkap! Lion Air JT 610 Pecah Saat Nabrak Air':

[Gambas:Video 20detik]


Saat Keluarga Korban Soroti Lion Air dan Minta Rusdi Kirana Berdiri


(imk/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads