Kampung di Malang Ini Jadi Rujukan Menabung Air di Mancanegara

Kampung di Malang Ini Jadi Rujukan Menabung Air di Mancanegara

Moch Prima Fauzi - detikNews
Senin, 05 Nov 2018 14:24 WIB
Foto: instagram @glintunggogreen
Jakarta - Kampung Glintung di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, sukses memberikan contoh bagi sejumlah negara di dunia soal menabung air. Ketua RW 23 Bambang Irianto mengatakan, warga menabung air dengan menggunakan sistem biopori.

Dia bercerita alasan membangun biopori di kampungnya. Menurut Bambang, Kampung Glintung kerap terkena banjir. Untuk itu dia pun mengajak warga untuk membuat resapan air.

"Banjir saya atasi dengan buat bio pori. (Ukurannya) ada super jumbo, jumbo, standar, ada parit resapan, ada sumur resapan. Sekarang dengan 700 biopori standar, 200 jumbo, 200 super jumbo, dan ada 7 sumur resapan," kata Bambang saat ditemui di acara Summit, Seminar Kabupaten/Kota Sehat & Expo 2018 di Tangerang, Banten, Senin (5/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan manfaat yang dirasakan dari biopori yaitu bisa 'menabung' air sekitar 100 ribu liter di dalam tanah dan suhu udara di kampungnya tak lagi terasa panas.

"Tiga tahun berjalan, sumur sumur warga naik (airnya), suhu udara di kampung turun, di kampung sebelah muncul mata air baru. Ini yang namanya gerakan menabung air (Gemar) atau water banking movement," imbuh dia.

Dari gerakan menabung air ini, Kampung Glintung pun pernah mendapat penghargaan dalam ajang Guangzhou Award for Urban Innovation 2016. Dari penghargaan ini Kampung Glintung menjadi percontohan di dalam maupun luar negeri.

"Akhirnya banyak orang yang belajar dari kampung saya, dalam dan luar negeri. Ada New Zaeland, Jepang, China, Belanda, ada 41 negara," ucap Bambang.

Selain gerakan menabung air, Kampung Glintung pun menerapkan penghijaun baik di lorong-lorong kampung maupun rumah warga. Sebagai Ketua RW, Bambang bahkan secara tegas menolak warga yang meminta stempel kalau mereka belum menanam tanaman.

Meski begitu warga didorong untuk tak mengeluarkan biaya. Mereka bisa memanfaatkan barang-barang bekas dan bibit serta tanaman yang bisa dikembangkan sendiri.

"Waktu saya mulai penghijauan warga tetap enggak mau, (mereka) minta uang. Kita enggak punya uang dan penghijauan enggak boleh pakai uang. Dari barang-barang bekas saja, kaleng bekas, tanah, bibit minta-minta, asal hijau saja dari tanaman yang ada dikembang-kembangkan," terangnya.

Usaha Bambang menjadikan Kampung Glintung Go Green pun berbuah manis hingga menjadi kampung wisata. Kadang dalam seminggu kampungnya bisa meraup kas Rp 100 juta dari membuka pelatihan.

"Produk kampung ya termasuk program pelatihan-pelatihan. Sekali pelatihan dan sehari semalam menginap 1 orang Rp 625 ribu, (misal) 60 orang masuk, semingu kadang Rp 100 juta," kata Bambang.

Sementara itu ia berharap gerakan menabung air seperti di Kampung Glintung bisa menjadi program nasional.

"Saya ingin, mudah-mudahan nanti jadi program nasional Indonesia menabung air. Krisis dunia ke depan itu krisis air," pungkasnya. (ega/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads