Adalah Bripka Dewi Suryani, yang saat ini menjalankan tergabung dalam UNAMID MHQ El Fasher. Dia sehari-hari bertugas sebagai protokol individual police officer (IPO) di tempat yang memiliki jarak tempuh sejauh 45 menit dari El Fasher dengan helikopter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi menggambarkan tempat salat yang ditemuinya berdinding dan beratapkan ranting kayu. Dewi yang sudah dua kali bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di Sudan, merasa perlu melakukan sesuatu agar warga di Shangil Tobaya dapat beribadah tanpa harus kebasahan saat hujan dan kepanasan saat matahari terik.
"Kondisinya di sini sangat susah. Sehingga untuk membangun tempat ibadah saja mereka belum mampu," ujar Dewi.
Ibu dari tiga anak ini mengatakan uang untuk membangun masjid didapat dari gajinya selama menjadi pasukan penjaga perdamaian. Dia lalu mengajak warga bersama-sama membangun masjid yang diberi nama Ar Rahman.
"Uang yang saya gunakan berasal dari gaji saya sendiri selama melaksanakan tugas di UNAMID. Lama proses pembangunan satu bulan, borongan kilat," jelas Dewi sambil menyelipkan gurauan.
![]() |
Dewi mengaku dengan berdirinya masjid Ar Rahman di tengah pemukiman warga Shangil Tobaya, dia berharap masyarakat dapat beribadah dan menggelar kegiatan agama dengan tenang.
"Semoga masyarakat bisa melaksanan ibadah dengan tenang. Masjid dapat digunakan sebagai tempat belajar agama bagi anak-anak dan semua kegiatan-kegiatan positif seperti musyawarah yang nantinya akan menghindari masyarakat dari konflik atau perselisihan, sehingga tercipta perdamaian," ungkap Dewi.
(aud/rvk)