Mega Berharap Diplomasi Ekonomi China Bangun Perdamaian Dunia

Laporan dari Fuzhou

Mega Berharap Diplomasi Ekonomi China Bangun Perdamaian Dunia

Erwin Dariyanto - detikNews
Senin, 05 Nov 2018 11:40 WIB
Megawati menerima gelar honoris causa di Fuzhou. (Erwin Dariyanto/detikcom)
Fuzhou - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berharap China, sebagai raksasa ekonomi dunia baru, bisa melakukan diplomasi kebebasan ekonomi. Hal ini agar bisa menyingkirkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang disebabkan sistem ekonomi liberal.

Megawati menyatakan harapannya tersebut saat menyampaikan orasi ilmiahnya dalam upacara penganugerahan gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Fujian Normal University, Fuzhou, China, Senin (5/11). Diplomasi kebebasan ekonomi, kata Mega, merupakan langkah diplomatik yang seharusnya ditempuh untuk menyingkirkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang disebabkan sistem ekonomi liberal.

Menurut Mega, saat ini China menjadi salah satu pusat ekonomi dunia, sehingga negeri itu seharusnya melaksanakannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berharap dan mendukung Tiongkok untuk melaksanakan diplomasi kebebasan ekonomi," kata Megawati.


Kehadiran China, Mega melanjutkan, jelas dibutuhkan dalam menghadapi keruwetan masalah dunia. Banyak negara membutuhkan China dan bahkan Amerika Serikat membutuhkan China.

"Dunia membutuhkan Tiongkok yang memberikan contoh dalam melaksanakan diplomasi kebebasan ekonomi sehingga kekuatan ekonomi Tiongkok menjadi kekuatan nyata dunia," kata dia.

Megawati menerima gelar Honoris Causa di FuzhouMegawati menerima gelar honoris causa di Fuzhou. (Erwin Dariyanto/detikcom)

Mega, yang juga Ketua Umun PDI Perjuangan, menyatakan dirinya meyakini diplomasi kebebasan ekonomi, jika dilaksanakan secara konsisten oleh China, dapat menjadi jawaban bagi permasalahan dunia. Saat ini, dunia menghadapi masalah kemiskinan yang melahirkan berbagai masalah.

"Seperti kelaparan, pengangguran, terorisme, perdagangan manusia dan narkotika, pemanasan global, konflik antarnegara dan sebagainya," kata Megawati.

Dia percaya pemerintah dan rakyat China juga tidak setuju dengan praktik-praktik ekonomi yang tak berbelas kasih. Hal ini tercermin dari tekad pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.

Megawati lalu mengutip peristiwa penutupan sidang pertama Kongres Rakyat Nasional ke-13 di Beijing pada 20 Maret tahun ini. Presiden Xi Jinping menegaskan beberapa hal. Bahwa China tidak akan pernah membangun dan berkembang dengan mengorbankan kepentingan bangsa-bangsa lain.


Dengan kata lain, kata Megawati, ekonomi China yang meningkat bukanlah sebuah isyarat perang dagang.

Baginya, paradigma 'perang' dalam ekonomi adalah sebuah cerminan dari liberalisme. Sedangkan China saat ini diyakininya tak sedang memainkan 'perang' dalam konteks itu.

"Ekonomi Tiongkok yang melesat adalah buah dari diplomasi politik dan ekonomi yang secara konsisten dilaksanakan oleh Lima Prinsip Perdamaian Zhou Enlai; Diplomasi Kebebasan Ekonomi menuju perdamaian dunia," ujar Megawati.

Dalam orasi ilmiahnya, Mega juga menjelaskan soal 'Diplomasi Kebebasan Ekonomi Menuju Perdamaian Dunia'. Dia mengelaborasi pemikiran Bung Karno dan perdana menteri pertama China, Zhou Enlai. (erd/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads