Cerita Polwan soal Pendampingan Psikologi Keluarga Korban Lion Air

Cerita Polwan soal Pendampingan Psikologi Keluarga Korban Lion Air

Zunita Amalia Putri - detikNews
Sabtu, 03 Nov 2018 18:59 WIB
Kepala Tim Pendampingan Psikologis Polri Kombes Rudatin. (Zunita/detikcom)
Jakarta - Kepala tim pendampingan Psikologis Polri Kombes Rudatin bercerita mengenai keluarga korban Lion Air PK-LQP yang diberi pendampingan psikologi. Dia bercerita ada empat keluarga korban yang dia fokuskan mendapat pendampingan khusus.

"Saya dari hari pertama sampai saat ini, ada empat orang yang jadi perhatian saya ketika keluarganya sampai saat ini belum bisa terima kenyataan sampai ada yang keluarga mulai kemarin sore bilang, 'Iya deh, Bu, saya terima kenyataan ini'," kata Rudatin di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018).


Rudatin menyebut para korban sangat sedih dan butuh perlindungan serta pendampingan. Dia juga menyebut ada beberapa korban yang takut terhadap kamera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka itu butuh perlindungan. Ketika mereka nggak mau diwawancara, mereka bahkan ada yang melihat kamera, takut, bahkan saya meminta kepada teman Polwan untuk nggak foto-foto di sana. Teman-teman, saya minta, kami sepakat untuk nggak memperlihatkan foto (kamera), karena ada dua orang yang melihat HP itu mereka langsung nangis, itu ada," ucapnya.

Dia mengatakan kebanyakan dari keluarga korban syok akibat kejadian ini. Hingga saat ini, dia mengatakan pihak RS Polri masih melakukan pendampingan hingga memfasilitasi keluarga korban yang ada di RS Polri.

"Kalau pendampingan iya, ada yang setiap hari datang dari hari pertama sampai hari ini, saya nggak mau sebut nama, tapi yakinlah kami dan saya yang bekerja sampai malam, ada beberapa orang, sekitar 10 hingga 15 orang, bahkan dari mereka nggak mau pulang," ujar Rudatin.


Sementara itu, Ketua Harian Pendampingan RS Polri Kombes Rachmawati menyebut sejak hari pertama dibukanya posko di RS Polri, sudah ada enam pasien dari keluarga korban yang dirujuk ke UGD. Keluarga korban yang dirujuk itu butuh pertolongan kesehatan karena sakit.

"Saya kebetulan berdinas pada hari ini, sampai hari ini ada pasien yang dirawat, yang masih dari kemarin juga. Terus ada pasien juga dari awal kita pendampingan, itu ada enam pasien kita rujuk ke UGD. Ada berbagai macam keluhan, yaitu ada yang stres, nggak bisa tidur, ada yang tensi darah naik, ada juga yang diare. Dan ada beberapa kita rawat," ujarnya.

Rachmawati juga mengatakan hingga hari ini masih ada satu pasien dari keluarga korban Lion Air yang dirawat di UGD karena diare.

"Satu hari ini yang masih dirawat di promoter 3, yaitu karena diare, di UGD. Alhamdulillah hari ini dari pagi sampai sore nggak ada pasien yang kita rujuk ke UGD," pungkasnya. (zap/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads