Dalam misi pencarian pada Jumat (2/11/2018), ditetapkan bahwa pencarian CVR menjadi fokus kegiatan para personel gabungan. "Sekarang penyelam sudah diturunkan," kata Deputi Bidang Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Agus Sukarno, di posko Basarnas pagi tadi.
Sebanyak 869 personel dikerahkan, 119 orang di antaranya merupakan penyelam. Personel gabungan terdiri atas 456 anggota TNI AL, 201 anggota Basarnas, 58 anggota Polri, 40 anggota TNI AD, dan 15 anggota TNI AU. Ada pula 30 anggota KPLP, 18 orang dari Bea-Cukai, 30 orang dari PMI, 10 orang dari Bakamla, 6 orang dari Possi Semarang, dan 5 orang dari Indonesia Diver.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Perhatian dipusatkan ke kawasan tempat Lion Air terjatuh, yakni laut sebelah utara Karawang, Jawa Barat. Luas area pencarian bawah air adalah 270 mil laut persegi.
Peralatan canggih dikerahkan, dari multibeam echo sounder, ping locator, hingga remotely operated underwater vehicle (ROV). Kapal EIawr VEUN JY I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga bergerak mencari CVR.
"Kita fokus mencari black box (CVR) dan bersamaan kita berupaya menemukan bodinya," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas saat dihubungi.
CVR itu diperkirakan berada di dasar laut sekitar lokasi penemuan black box jenis flight data recoreder (FDR), Kamis (1/11) kemarin. Koordinat sinyal black box yang tertangkap transponder USBL BJ I berada pada koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.
![]() |
Presiden Jokowi juga mendorong semua personel terus bekerja menuntaskan pencarian bagian pesawat Lion Air PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 yang tersungkur itu. Dia sangat mengapresiasi kinerja ratusan personel yang bekerja sepanjang waktu.
Sehari sebelumnya, yakni Kamis (1/11) pagi, FDR telah ditemukan. Ternyata kini diketahui, FDR itu ditemukan dalam kondisi terbelah dua.
"Black box jenis FDR yang ditemukan dalam kondisi patah dan terpotong menjadi dua bagian," kata Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko kepada detikcom.
Baca juga: FDR Black Box Lion Air Terpotong Jadi Dua |
Butuh kehati-hatian untuk menangani FDR yang kondisinya tak sempurna. Padahal di dalamnya ada data yang sangat penting untuk mengungkap penyebab tragedi yang menewaskan ratusan orang itu. Data dari FDR meliputi data teknis pesawat, seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, termasuk autopilot.
"Karena kondisinya sudah terpotong, untuk melakukan download (mengunduh data dari FDR) perlu kehati-hatian," kata Haryo.
Kondisi FDR yang patah ini membuat penanganan KNKT menjadi lebih lambat. Namun Haryo memastikan data di FDR masih terjaga.
"Rusak sih tidak, tapi kami bertindak memperlakukan komponen black box dengan kehati-hatian," kata Haryo. (dnu/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini