Cerita Penyelam soal Arus Kuat dan Lumpur Tebal dalam Pencarian Lion Air

Cerita Penyelam soal Arus Kuat dan Lumpur Tebal dalam Pencarian Lion Air

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 02 Nov 2018 18:33 WIB
Penyelam dari Gegana Satuan Brimob Polda Metro Jaya AKP Ibrahim Sajak (tengah). (Audrey/detikcom)
Jakarta - Hari kelima evakuasi Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat, terkendala arus bawah air laut yang kuat. Penyelam dapat terbawa arus sejauh 5 meter dari koordinat penyelaman yang ditentukan Basarnas.

"Untuk kendala, saat ini arus di bawah sangat kuat. Tadi kendalanya arus masih kuat," kata penyelam dari Gegana Satuan Brimob Polda Metro Jaya AKP Ibrahim Sajak di atas KP Parikesit 7009, perairan Tanjung Karawang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).


Ibrahim menerangkan jarak pandang atau visibilitas di dasar laut dalam keadaan seperti itu hanya 2-3 meter. Sedangkan dalam kondisi di dasar laut pada kedalaman 35 meter terdapat lumpur setebal 2 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jarak pandangnya masih bisa dilihat dua meter, tiga meter masih bisa kelihatan. Ketebalan lumpur kemarin kami menyelam sampai 35 meter, lumpur itu tebalnya dua meter," jelas Ibrahim.

Ibrahim menuturkan dirinya mendapat tugas menyelam di sekitar KM Victory. Badan pesawat Lion Air JT-610, lanjut Ibrahim, diduga berada di sekitar KM Victory.

"Untuk saya dapat (tugas menyisir) di bagian di sekitar KM Victory. Itu (perintah) dari kapal Basarnas," ujar Ibrahim.

Setiap hari, selama operasi search and rescue (SAR) dilakukan, Ibrahim mengaku dapat menyelam sebanyak 3-4 kali.

"Jadi kami (penyelam) diberi waktu maksimal 15 menit di bawah air. Untuk turun ke dasar laut dengan jarak 35 meter dan naik ke permukaan butuh waktu 5 sampai 10 menit. Jadi mungkin di dasar hanya lima menit," terang Ibrahim.

Karena kondisi demikian, Ibrahim mengatakan Basarnas menentukan titik koordinat dan menginstruksikan benda-benda yang akan dibawa ke permukaan air sebelum penyelam menyelam.

"Supaya efektif, tidak buang waktu. Karena untuk menyelam kan ada batas waktunya. Pukul 17.00 WIB sudah tak boleh menyelam," tutur Ibrahim.


Ibrahim mengatakan, sekali menyelam, dia didampingi tiga temannya. "Jadi dua (penyelam) dari kanan (badan kapal), dua dari kiri, menyelam bersama," ucap Ibrahim.

Selama lima hari operasi, Ibrahim menemukan potongan tubuh diduga korban jatuhnya pesawat, potongan pakaian-pakaian, barang-barang pribadi korban, dan bagian badan pesawat yang sudah hancur, seperti kursi dan sabuk pengaman. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads