Rommy menyampaikan, sejak awal masuk ke Indonesia, Islam menunjukkan pesan damai dan menghindari konflik. Islam masuk melalui jalur perdagangan, pendidikan, hingga tasawuf dan jauh dari perang.
"Bahkan para wali harus menunggu beberapa tahun setelah kehancuran Kerajaan Majapahit saat akan mendirikan Kerajaan Islam Demak. Agar kehadiran Demak tidak disangka penyebab hancurkan Majapahit yang Hindu," kata Rommy, Kamis (1/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rommy meminta umat Islam juga bisa berada di garda terdepan menjaga perdamaian dan persatuan Indonesia. Umat tidak boleh terprovokasi oleh adu domba, apalagi sampai bertikai karena perbedaan paham keagamaan. Sebab, sering kali konflik agama ini berujung perang yang tak berkesudahan.
Dalam sejarah, kata Rommy, pertikaian karena perbedaan paham keagamaan sudah terjadi sejak masa sahabat. Bahkan tiga dari empat khulafa'urrosyidin meninggal karena dibunuh.
"Sayyidina Ali dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang khawarij," kata Rommy.
Sementara itu, mantan terpidana terorisme, Sofyan, menyebut sikap takfiri (mengkafirkan) sudah biasa terjadi di kalangan kaum radikal. Setiap orang yang tak sepaham dianggap kafir. Bahkan orang yang menerima Pancasila sebagai asas negara pun dianggap kafir.
"Malah kalangan radikal menganggap bahwa orang yang tidak mengkafirkan golongan yang mereka anggap kafir, maka ia sudah masuk dalam kekafiran," jelas Sofyan.
Sofyan melanjutkan banyak wanita menikah tanpa wali karena mereka menganggap orang tua mereka kafir gara-gara hanya berprofesi sebagai PNS. Jadi mereka menikah dengan wali hakim. (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini