"Membuka kedok Prabowo yang sesungguhnya yakni seorang pemimpin yang ingin diperhatikan dan gila hormat," kata Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir, dalam keterangan tertulis, Kamis (1/11/2018).
Inas menilai, kalimat yang diucapkan Ketum Partai Gerindra itu sangat sarkatis dan bernada ejekan. Saat itu, Prabowo yang melihat emak-emak berebut buku meminta untuk diam dan membiarkannya bicara.
"Mosok menghadapi emak-emak saja harus berkata seperti itu? Artinya dalam menghadapi tingkah laku sekian puluh emak-emak saja Prabowo tidak mampu mengendalikan diri, apalagi menjadi presiden yang harus menghadapi 260 juta warganya yang beragam," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inas pun mengaku tak bisa membayangkan jika kelak Prabowo terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2019. Dia khawatir Indonesia akan kembali ke zaman orde baru (orba).
"Apa jadinya negeri ini, kalau Prabowo menjadi Presiden kemudian ketika dia berpidato di berbagai daerah, ada emak-emak dari kampung yang hadir dan nyinyir menanggapi pidatonya, lalu tidak lama kemudian emak-emak tersebut hilang diculik? Apa kata dunia? Edaaan tenaan...!" kata Inas.
Diberitakan sebelumnya, calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto sempat merasa geram saat hadir di tengah warga Ponorogo. Hal itu dipicu melihat emak-emak berebut buku yang dibagikan tim Prabowo saat dirinya berpidato.
"Saudara mau diam atau saya yang bicara, saudara naik ke sini (panggung,red). Kalau mau sopan saya bicara dulu, ini ingin lanjut atau tidak. Jangan ribut sendiri," tegas Prabowo saat berada di salah satu tempat makan di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kamis (1/11/2018).
Simak Juga 'Lagi Pidato, Prabowo Geram ke Emak-emak di Ponorogo':
Halaman 2 dari 1
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini