"Contohnya Hizbul Wathan. Pencipta hymne adalah Husein Mutahar, ia seorang habib", ucap HNW saat dirinya melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada 1.700 Pramuka yang sedang mengikuti Perkemahan Pesantren Nasional (Perpenas) II yang berlangsung di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (1/11/2018).
Para Pramuka itu merupakan santri dari pesantren yang terhimpun dalam Majelis Pesantren dan Ma'had Dakwah Indonesia (Mapadi). Diceritakannya, semasa dirinya nyantri di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, dia ikut dalam kegiatan Pramuka, bahkan mempunyai sertifikat sebagai pelatih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pesantren sangat terbuka bagi kegiatan Pramuka. Sejarah kepanduan yang dilahirkan dari umat Islam dan keterbukaan pesantren bagi Pramuka, kata HNW, menunjukan antara santri, pesantren, dan Pramuka adalah satu kesatuan.
"Untuk itu jangan dipecah belah. Jangan menghadirkan konflik di antara mereka," tambahnya.
Dipaparkan, santri dan Pramuka mengajarkan hal yang sama. Mereka dididik untuk menjadi generasi yang mandiri, pekerja keras, menyukai persahabatan, dan mencintai alam. Untuk itu Perpenas yang diadakan pada awal November diakui sebagai momentum yang tepat apalagi para santri selepas mengikuti Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober dan menjelang Hari Pahlawan 10 November.
Acara itu sebagai bukti hubungan antara pesantren dan santri dengan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah selesai. HNW mengajak santri yang juga Pramuka ikut menyosialisasikan Empat Pilar.
"Ikut mensosialisasikan dengan mengamalkan yang baik. Mengamalkan yang baik dikatakan merupakan tuntunan pesantren. Di pesantren ada penegasan ilmu harus diamalkan. Bila ilmu tak diamalkan, seperti pohon tanpa buah," ungkapnya.
Simak Juga 'HNW Minta Jokowi Jadi Figur Politik Tanpa Kebohongan':
(idr/idr)











































