Modus wisata murah ini biasa dijalankan dengan modus mewajibkan para turis yang berkunjung ke Bali untuk mengikuti tur ke sejumlah toko yang memberikan subsidi untuk para turis. Padahal, toko ini dipenuhi produk China. Sehingga, dengan sistem itu masyarakat Bali tidak mendapat keuntungan sepeser pun
"Agar pembangunan industri pariwisata memberikan dampak positif bagi daerah, maka setiap usaha perdagangan terkait pariwisata agar memprioritaskan produk lokal," kata Nyoman Adi, Kamis (1/11/2018).
Hal itu dia tulis dalam sepucuk surat rekomendari ke Gubernur Bali dan Kepala Daerah di Bali. Dia juga mengajak semua pihak terkait untuk turun tangan memajukan pariwisata Bali. Nyoman Adi juga meminta kepala daerah untuk menginstruksikan penertiban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga berharap dinas terkait untuk melakukam penertiban. Politikus PDIP itu juga minta toko-toko yang menjalankan praktik nakal untuk ditindak tegas.
"Menutup usaha yang tidak memiliki izin maupun usaha yang sudah memiliki izin, melakukan usaha yang tidak sehat," ujarnya.
"Agar Gubernur/Bupati/Wali Kota menginstruksikan kepada OPD penegak hukum dan tim pengawas orang asing (TIMPORA) untuk secara sungguh-sungguh melakukan penegakan hukum termasuk melanjutkan penyelidikan sampai dengan peradilan," ucap Nyoman Adi.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi III DPRD Bali I Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan pelaku pariwisata diminta tertib pada aturan yang berlaku. Dia menegaskan tak ada ruang bagi mafia yang menjual paket wisata murah dan tak menguntungkan warga lokal.
"Bali sangat welcome dengan wisatawan Tiongkok. Bali tidak perlu jaringan toko 'mafia Tiongkok'. Ini sebagai wujud membangun Bali dengan landasan Nangun Sat Kerthi Loka Bali," kata Adnyana.
Saksikan juga video 'Wonderful Indonesia Kalahkan Malaysia: Truly Asia':
(ams/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini