Ke Turki, Bos CIA Ingin Dengar Rekaman Audio Pembunuhan Khashoggi

Ke Turki, Bos CIA Ingin Dengar Rekaman Audio Pembunuhan Khashoggi

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 24 Okt 2018 13:57 WIB
Gina Haspel (CIA/Handout via Reuters)
Washington DC - Kedatangan Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Gina Haspel ke Turki bertujuan untuk membahas penyelidikan kasus wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi. Ternyata Haspel ingin mendengar langsung rekaman audio yang diklaim menjadi bukti penyiksaan dan pembunuhan Khashoggi.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (24/10/2018), informasi soal hal tersebut disampaikan oleh empat sumber yang memahami kunjungan Haspel ke Turki.

Diketahui bahwa Haspel terbang ke Turki pada Senin (22/10) waktu setempat, dalam kunjungan yang menurut satu sumber, adalah kunjungan singkat. Kunjungan ke Turki dilakukan usai otoritas Saudi mengonfirmasi Khashoggi tewas dalam perkelahian di Konsulat Saudi di Istanbul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Turki dalam argumennya meyakini Khashoggi tewas dalam pembunuhan berencana dan keji. Para pejabat Turki sebelumnya mengklaim telah memiliki bukti berupa rekaman audio dan video yang membuktikan Khashoggi disiksa dan dibunuh, bahkan dimutilasi.


Pemberitaan soal bukti rekaman itu dibahas secara luas oleh media. Namun diungkapkan oleh sejumlah pejabat keamanan negara Barat bahwa hingga Senin (22/10) malam, Turki belum juga membagikan bukti-bukti itu kepada negara lain, termasuk AS dan sekutunya.

Padahal diketahui Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah meminta Turki untuk membagikan bukti-bukti yang didapatnya.

Kunjungan yang dilakukan Haspel ke Turki pekan ini, belum dikonfirmasi langsung oleh CIA. Namun sejumlah sumber menyebut kunjungan itu dimaksudkan untuk membahas dan membantu penyelidikan kasus Khashoggi yang masih dilakukan oleh otoritas Turki.

Menurut empat sumber yang dikutip Reuters, Haspel juga berniat mendengar langsung rekaman yang diklaim sebagai bukti kasus Khashoggi itu. Informasi ini juga belum dikonfirmasi oleh CIA.


Diketahui bahwa badan-badan intelijen AS dan Eropa belum memiliki gambaran jelas atas apa yang terjadi di dalam Konsulat Saudi pada 2 Oktober, saat Khashoggi tewas. Disebutkan juga oleh sejumlah sumber keamanan bahwa intelijen-intelijen AS dan Eropa kesulitan mendapatkan bukti saat menyelidiki dugaan keterlibatan putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam kasus Khashoggi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya pada Selasa (23/10) kemarin menegaskan Khashoggi tewas dalam pembunuhan berencana, namun Erdogan tidak menyebut nama putra mahkota Saudi. Erdogan juga tidak membahas soal rekaman audio dalam pernyataannya itu.



Saksikan juga video 'Rekaman Sebelum dan Sesudah Khashoggi Lenyap':

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads