Awalnya, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan masyarakat pasti bertanya apakah 'ada udang di balik batu' terkait program Dana Kelurahan Presiden Joko Widodo. Apalagi dana kelurahan itu akan dicairkan pada tahun politik.
"Apa saja program, kalau niatnya untuk membantu masyarakat, terlepas timing-nya kapan, itu harus diapresiasi. Tapi kalau misalnya di tahun politik, di 2019 ini, pasti masyarakat bisa menilai sendiri, apakah ini ada udang di balik batu atau apakah ini sebuah program yang memang dicanangkan sebelumnya," kata Sandiaga di Jalan Jenggala II Nomor 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (21/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar 'udang di balik batu' yang dilontarkan Sandiaga tersebut lalu dibalas oleh oleh tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin, salah satunya oleh Budiman Sudjatmiko.
Menurut Budiman, kebijakan Dana Kelurahan tersebut bisa memajukan kesejahteraan warga. Dia pun heran melihat program itu disindir.
"Ini ada sebuah kebijakan yang sudah jelas memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, eh disindir. Ini gimana? Jadi menurut saya, apa yang disampaikan Pak Sandi tidak gentle, tidak fair. Menggelikan bagi saya," ucapnya.
"Kenapa pasang petai di rambut dan anggapan tempe setipis kartu ATM dianggap lebih keren, lebih unggul, dibanding dana kelurahan yang akan menyejahterakan kelurahan. Iri sih boleh, tapi jangan dengki. Kalau iri, itu bagus. Kalau dengki, Anda hanya ingin lihat orang lain susah," sambung Budiman.
'Petai di rambut' merupakan salah satu aksi yang dilakukan Sandiaga ketika berkampanye di pasar Sukamelang, Subang, Jawa Barat, Minggu (14/10/2018). Ada peristiwa yang membuat warga yang ikut berkerumun tertawa terbahak ketika Sandi meletakkan pete di bahu dan kepalanya.
"Neh, Pak Andi Arief, rambut saya sampai berubah jadi warna hijau, karena kampanye terus-menerus," ucap Sandi didampingi Ketum PAN Zulkifli Hasan