Dari pengamatan detikcom, Sabtu (13/10/2018) pukul 11.07 WIB, bangunan Tugu masih terlihat bayangannya dengan posisi miring akibat terpaan sinar matahari. Bayangan berada di sisi selatan dan barat Tugu. Kemudian mendekati pukul 11.24 WIB, bayangan mulai bergerak tegak lurus dari atas Tugu ke bawah. Dan tepat pukul 11.24 WIB, bayangan betul-betul tegak lurus ke bawah.
Terlihat sejumlah warga dan fotografer mengabadikan momen fenomena 'hari tanpa bayangan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kepala BMKG Yogyakarta, I Nyoman Sukanta dalam keterangannya menjelaskan peristiwa kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
![]() |
"Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang' karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," jelas Sukanta.
Hari tanpa bayangan sudah terjadi kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti di Semarang pada 11 Oktober pukul 11.25 WIB dan Surabaya 12 Oktober pukul 11.15 WIB. Juga terjadi di Bandung pada 11 Oktober, Serang dan Jakarta pada 9 Oktober.
Ditambahkannya, mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, hari tanpa bayangan di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa. Yakni antara bulan Februari-April dan September-Oktober.
Tonton video Begini Penjelasan Ilmiah Hari Tanpa Bayangan
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini