"Pemkot Palu menyiapkan lokasi di Duyu untuk korban dari Perumnas Balaroa, dan lahan di Ngatabaru (Sigi) untuk korban di Petobo," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).
Saat ini dikaji proses pembangunan termasuk jumlah huntara yang akan dibangun. Pemilihan lokasi huntara didasarkan atas beberapa pertimbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelas ada lahannya. Lahan HGB atau lainnya punya Pemda, tidak bisa hutan lindung, aman dari gempa, likuifaksi. Itu harus survei," ujar Sutopo.
Masyarakat dipindah ke huntara selama proses pembuatan hunian tetap selama satu atau dua tahun. Namun, waktu pembuatan dan jumlah hunian tetap pun masih dikaji.
"Berapa rumah rusak yang pasti, berapa KK (Kartu Keluarga) yang butuhkan, itu masih pendataan," kata Sutopo.
Tidak semua orang akan dipindah ke huntap. Ada pengungsi yang bisa kembali ke rumahnya setelah diperbaiki.
"Ada juga yang tidak direlokasi tapi huniannya akan dibangun. Yang digangun pasti konstruksi tahan gempa," kata Sutopo.
Data BNPB menunjukkan jumah pengungsi sebanyak 87.725 orang. 78.994 orang pengungsi berada di 112 titik pengungsian di Sulteng, dan 8.731 di luar Sulteng.
Saksikan juga video 'Potret Kehidupan Bocah Korban Gempa di Tenda Pengungsian':
(aik/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini