Seperti dilansir CNN dan Reuters, Selasa (9/10/2018), Fernando Alban (56) yang seorang anggota parlemen daerah atau anggota dewan ibu kota Caracas dan pengkritik Maduro ini, disebut tewas bunuh diri setelah melompat dari jendela lantai 10 gedung badan intelijen Venezuela, SEBIN, tempat dia ditahan.
Menteri Dalam Negeri Venezuela, Nestor Reverol, dalam penjelasannya menyebut bahwa Alban ditangkap pada Jumat (5/10) lalu atas dugaan keterlibatan dalam ledakan dua drone saat parade militer yang dipimpin Maduro pada Agustus lalu. Insiden itu diselidiki sebagai percobaan pembunuhan terhadap Maduro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan Reverol itu berbeda dengan keterangan Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab, yang dalam pernyataan televisi, menyebut Alban meminta izin untuk menggunakan toilet dan melompat dari sana.
Secara terpisah, Partai Keadilan Pertama, partai oposisi yang menaungi Alban, menyebut politikus itu tewas dibunuh. "Dengan rasa sakit yang besar dan rasa haus akan keadilan, kami memberitahu rakyat Venezuela ... bahwa anggota dewan Fernando Alban dibunuh di tangan rezim Nicolas Maduro," tegas partai tersebut.
Koordinator Nasional Partai Keadilan Pertama, Julio Borges, menyebut tubuh Alban yang sudah tak bernyawa sengaja dilemparkan dari markas SEBIN di Plaza Venezuela, Caracas. Borges tidak menunjukkan bukti lebih lanjut untuk mendukung pernyataannya itu.
Alban merupakan salah satu tersangka yang ditangkap terkait dugaan percobaan pembunuhan Maduro. Dalam ledakan yang terjadi 4 Agustus lalu, Maduro berhasil lolos tanpa mengalami luka sedikitnya, sedangkan tujuh pengawalnya luka-luka.
Situasi seputar kematian Alban menuai misteri. Tidak diketahui pasti apa yang sebenarnya terjadi pada Alban setelah dia ditangkap pada Jumat (5/10) lalu, hingga kematiannya pada Senin (8/10) waktu setempat.
Pengacara Alban, Joel Garcia, menuturkan kepada wartawan bahwa saat terakhir kali dirinya melihat Alban pada Minggu (7/10), kliennya itu menyebut dirinya diinterogasi namun tidak disiksa. "Dia tidak dipukuli, dia baik-baik saja," sebut Garcia.
(nvc/ita)