Rektor UMK Suparnyo menjelaskan dalam kegiatan ini para mahasiswa melakukan repling di jembatan Sungai Gelis, Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kudus, Jumat (5/10).
"Karena tubuhnya bongsor sekitar 102 kg, talinya tidak muat dan tingginya (korban) 172 cm. Dia hanya melihat dari atas jembatan. Karena terlihat menyenangkan, korban ikut turun tapi melalui jalan biasa. Atau turun dan jalan biasa tanpa tali," kata Suparnyo saat ditemui di Gedung rektorat UMK, Senin (8/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekan Menwa kemudian membawanya ke Puskesmas Gondosari yang dianggap terdekat dari lokasi. Namun puskesmas meminta korban dibawa ke RSI Sunan Kudus.
Setelah mendapat perawatan medis, sekiar pukul 19.00 WIB korban dinyatakan meninggal dunia oleh dokter dengan diagnosis hipotermia. Kemudian, bersama pihak keluarga yang saat itu mendampingi, korban dibawa pulang menuju kediamannya di Pati.
"Saya juga sudah bicara dengan keluarganya. Kita berbicara dengan keluarga. Ibu dan kakaknya. Mereka memahami karena ini takdir," terangnya.
"Kejadian ini kedua kali. Pertama 2011. Itu di Menawan, Gebog. Kita harus evaluasi. Nanti akan ada imbauan ke UKM ke depan. Saat ini sedang fokus ke keluarga korban. Meski itu takdir, tetap akan ada masukan dan evaluasi nanti. Bisa belajar, kenapa sampai begitu," kata Suparnyo. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini