Golkar Nilai Wajar Suara Prabowo Sulit Naik karena Kasus Hoax Ratna

Golkar Nilai Wajar Suara Prabowo Sulit Naik karena Kasus Hoax Ratna

Ibnu Hariyanto - detikNews
Senin, 08 Okt 2018 09:21 WIB
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily /Foto: dok. DPR
Jakarta - Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga diprediksi sulit menambah suara pasca kasus kebohongan Ratna Sarumpaet. Golkar sebagai partai pengusung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai wajar karena Ratna sebelumnya menjadi bagian tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.

"Persepsi itu tak bisa dihindari karena persepsi yang tak bisa ditutupi bahwa memang Ratna Sarumpaet itu berasal dari kubu Prabowo walaupun dipecat dari tim pemenangan mereka," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada detikcom, Minggu (7/10/2018) malam.


Ace yang juga jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini menjelaskan kasus kebohongan Ratna membuat rakyat semakin tahu kelompok mana yang selama ini bermain di wilayah hoax. Dia menambahkan meski sudah dipecat dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga, sulit untuk merubah anggapan jika Ratna bukan bagian kelompok mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rakyat tahu siapa yang selama ini selalu bermain di wilayah hoax. Agak sulit menghilangkan persepsi rakyat bahwa Ratna Sarumpaet memang berada di kubu Prabowo. Selama ini Ratna Sarumpaet selalu paling depan membela Prabowo dan menyerang kami (kubu Jokowi)," ungkap Ace.


Meski demikian, Ace mengatakan keunggulan Jokowi dalam survei SMRC bukan semata karena kasus Ratna Sarumpaet. Keunggulan tersebut disebabkan rakyat merasa puas dengan kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Kami meyakini keunggulan kami disebabkan karena rakyat memang merasakan puas atas kinerja yang telah dilakukan dalam kepemimpinan Pak Jokowi selama satu periode ini sebagaimana survei SMRC juga menyatakan demikian," tambah Ace.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai kasus hoax Ratna Sarumpaet tak akan mempengaruhi perolehan suara Prabowo-Sandiaga. Kasus tersebut tidak akan membuat para pemilih Prabowo-Sandi berpaling.


Kendati demikian, menurut hipotesa Djayadi, permasalahan yang timbul akibat kasus eks Jurkamnas Prabowo-Sandi itu adalah, citra Prabowo menjadi negatif. Dengan citra negatif itu, akan mempersulit eks Danjen Kopassus itu meraih suara dari undecided voters atau swing voters.

"Akan sulit bagi dia menambah suara. Itu dugaan saya ya, namanya hipotesis. Harus dibuktikan dengan data," kata Djayadi.

"Jadi citra negatif itu membuat pemilih yang tadinya bisa dibujuk, sekarang jadi mikir-mikir lagi. Dan itu menjadi problem karena menurut berbagai survei, Prabowo itu masih ketinggalan," imbuhnya. (ibh/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads