Permen warna-warni dengan bentuk batang itu sepekan ini memang membuat heboh. Selain di Kendal, sebelumnya juga dikabarkan siswa SD di Cilacap sakit hingga meninggal setelah mengkonsumsi permen serupa dengan merk berbeda.
Meski demikian saat ini belum bisa dipastikan apakah permen tersebut yang memicu anak-anak keracunan karena dinas kesehatan dan Balai POM sedang uji laboratorium terhadap sampel permen yang dikonsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal datang dan mengambil sampel permen untuk diuji laboratorium. Balai POM dan kepolisian juga digandeng untuk menyelidiki peristiwa itu.
"Kemarin sudah kirim tenaga ke sana, Sampel sudah bawa ke laborat, balai POM juga selidiki," kata plt Kepala Dinas Kesehatan Kendal, Agus Sumaryono.
Polres Kendal memeriksa 4 saksi, mulai dari guru, petugas medis, penjual permen di kantin, hingga penjual permen di pasar Sukorejo. Dari pengakuan penjual di kantin, sebelumnya tidak ada kejadian siswa keracunan setelah mengkonsumsi permen tersebut.
Untuk berjaga-jaga, polisi mengamankan sisa permen yang masih ada di kantin. Pedagang di Pasar Sukorejo yang menjual ke ibu kantin juga dimintai keterangan, polisi juga mengamankan 20 kardus perman jelly itu dari pasar serta mengimbau agar tidak menjualnya lagi.
"Stok yang masih tersedia 20 dus dengan harga dijual kembali Rp 28 ribu per kotak," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Agus Triatmaja.
"Imbauannya untuk permen dalam bentuk jelly tersebut tidak diperjualbelikan lagi," imbuhnya.
Kini kasus tersebut masih ditangani pihak-pihak terkait. Sedangkan para korban sudah berangsur pulih. (alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini