Selain di Cilacap, Dugaan Keracunan Permen Stik Terjadi di Kendal

Selain di Cilacap, Dugaan Keracunan Permen Stik Terjadi di Kendal

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Kamis, 04 Okt 2018 12:28 WIB
Belasan siswa diduga keracunan permen di Kendal. Foto: Dok Polres Kendal
Semarang - Lebih dari 10 anak mengalami keracunan di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Mereka mengalami mual setelah memakan permen berbentuk stik.

Peristiwa terjadi hari Selasa (2/10) lalu tepatnya di SDN 01 Ngadiwarno. Para siswa SD itu membeli permen di kantin sekolah, setelah itu mereka merasakan lemas, pusing, dan perut mual.

Guru sekolah yang mengetahui hal tersebut segera memberi tahu petugas medis dari Puskesmas Sukorejo 02. Dari pemeriksaan itu diketahui ada 14 siswa yang keracunan. Kemudian 6 di antaranya dirujuk ke Puskesmas Sukorejo 01.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Agus sumaryono mengatakan pihaknya sudah mengirim tim untuk kasus tersebut. Sampel permen juga dibawa untuk diuji laboratorium.


"Kemarin sudah kirim tenaga ke sana, sampel sudah bawa ke laborat, balai POM juga selidiki," kata Agus kepada detikcom, Rabu (4/10/2018).

Dari informasi yang diterima Agus, kondisi anak-anak yang keracunan sudah berangsur pulih dan yang sempat dirawat di Puskesmas juga sudah pulang.

"Kita juga sudah koordinasi dengan pihak kepolisian," tandasnya.

Kabar terkait belasan siswa SD di Kendal keracunan itu viral di media sosial.

Diberitakan sebelumnya, Polres Cilacap menyelidiki kasus meninggalnya seorang bocah warga Jalan Slamet, Kelurahan Sidanegara, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap pada Jumat (28/9) lalu. Meniggalnya Zahira Ivana Yasmin (7) diduga akibat keracunan usai mengkonsumsi permen.

Kasat Reskrim Polres Cilacap, AKP Onko Grandiarso Sukahar, mengatakan dari hasil keterangan keluarga, Zahira yang bersekolah di SD Negeri Sidakaya 09 Cilacap pada Kamis (27/9) membeli beberapa permen dari satu pedagang keliling di luar sekolah.

Sesaat setelah memakan permen tersebut, Zahira kemudian muntah-muntah hingga terus mengalami dehidrasi. Zahira kemudian dilarikan ke RSUD Cilacap pada Jumat (28/9). Namun saat dalam penanganan, nyawa korban tidak dapat tertolong.

"Sedang kita selidiki, kita tunggu hasil uji laboratorium. Keluarga sendiri belum bisa memastikan, makanya supaya nantinya bisa ada kejelasan, salah satunya dengan cara uji laboratorium," kata Onko Grandiarso aat dihubungi detikcom, Rabu (3/10).

Menurut dia, berdasarkan keterangan keluarga, permen yang dikonsumsi oleh Zahira tersebut berbentuk stik batangan. Namun demikian dari keterangan dokter, lanjut dia. banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan bocah umur 7 tahun ini meninggal dunia.

"Kalau kata dokter masih ada banyak kemungkinan (penyebab kematian), tidak langsung merujuk pada kandungan permen itu. Makanya untuk memastikan itu kita uji laboratorium, bisa saja karena tersedak," jelasnya.

Polisi juga masih melakukan pencarian terhadap pedagang permen keliling yang dibeli oleh korban. Semenjak kabar meninggalnya Zahira, pedagang permen tersebut sudah tidak lagi berjualan di sekitar sekolah. (sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads