Mahasiswa jurusan Planologi Unissula Semarang itu menemui Ganjar di kantor Gubernur. Ia mengutarakan orang tuan ya di Poros Palu Bangga tidak bisa dihubungi. Bagaimana kondisi mereka, juga tidak diketahui.
"Ada bapak, ibu, kakak sama adik. Kebanyakan keluarga dari ibu, belum ada yang bisa dihubungi," kata Agung, Senin (1/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar kemudian memberikan jalan keluar yaitu agar Agung menghubungi mahasiswa lain asal Palu yang kuliah di Jawa Tengah kemudian mendaftar ke BPBD Jateng. Namun Agung dan teman-temannya sekaligus menjadi relawan untuk membantu korban di sana.
"Daftar ke BPBD sekalian jadi relawan berangkat sama rombongan," jawab Ganjar.
Agung pun langsung menerima. Dia mengaku siap menjadi relawan asalkan bisa pulang dan tahu kondisi keluarganya. Agung kini hanya tahu kampung halamannya tidak terkena tsunami tapi tetap dilanda gempa.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan pihaknya sudah siapkan personel, sarana, dan bantuan untuk berangkat ke Palu. Namun transportasi yang digunakan yaitu kapal. Sedangkan personel utama yang berangkat ada 60 orang.
"Rencana berangkat tanggal 6 (Oktober) dari Semarang pakai kapal, transit di Surabaya dulu dan tanggal 7 ke Palu," kata Sarwa.
Ganjar melanjutkan, berbagai instansi sudah langsung berkoordinasi untuk memberikan bantuan ke Palu dan Donggala. Bantuan yang akan dikirim berupa barang yang memang sudah siap dan donasi uang yang sudah dikumpulkan.
"Saya juga ingin ke sana antar barang relawan," tandas Ganjar. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini