Kisah Pria Singapura Lolos dari Tsunami Palu, Selamatkan Ibu-Anak

Kisah Pria Singapura Lolos dari Tsunami Palu, Selamatkan Ibu-Anak

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 01 Okt 2018 12:55 WIB
Ng Kok Choong dan foto puing-puing usai gempa juga tsunami menerjang Palu (Ng Kok Choong via Channel News Asia)
Singapura - Seorang warga Singapura yang sedang berada di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) mendapati dirinya terjebak di tengah gempa dan tsunami. Beruntung, warga Singapura ini selamat setelah melewati bencana alam mematikan yang menghancurkan sekitarnya.

Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (1/10/2018), Ng Kok Choong (53) yang seorang pensiunan ini tengah berada di Palu untuk ikut serta dalam kompetisi paralayang. Dia baru saja meninggalkan Hotel Mercure tempatnya menginap saat gempa bumi kuat mengguncang pada Jumat (28/9) lalu.

"Saya langsung terjatuh ke tanah dan saya bahkan tidak bisa duduk untuk menyeimbangkan diri saya. Saya berguling dan saya bisa melihat sebuah kereta kuda juga terjatuh ke tanah," tutur Ng. "Saya melihat hotel itu bergetar seperti jelly, ada debu di mana-mana dan saat momen itu terjadi, hotelnya ambruk," imbuh Ng yang saat itu bersama temannya, Francois, hanya berjarak 50 meter dari Mercure Hotel yang ambruk akibat gempa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat Ng menyadari gempa bumi kuat baru saja mengguncang, dia juga menyadari air laut yang ada di dekat hotel bergejolak dan gelombang tinggi akan menerjang -- menandakan tsunami. Ng dan Francois bergegas berlari mencari dataran tinggi di sekitarnya demi menghindari tsunami. Keduanya kembali ke lokasi Mercure Hotel. Saat itu, mereka mendapat seorang bocah perempuan dan ibundanya terjebak reruntuhan hotel.

"Mereka menangis dan kami berlari ke mereka dan berusaha menarik mereka keluar. Kami berhasil menarik bocah perempuan itu, tapi ibunya terjebak," tutur Ng, sembari menyebut bahwa saat itu dirinya bisa melihat gelombang tsunami mendekat dengan cepat.

"Teman saya membawa bocah itu menjauh dan berlari ke arah berlawanan dari tsunami. Dia berlari ke atas pohon dengan bocah itu dan ayah bocah itu. Sang ibu tidak bisa ditolong," imbuhnya.


Ng berhasil menemukan dataran tinggi dan tetap di sana saat tsunami menerjang. Ng menggambarkan situasi saat itu 'menakutkan dan gaduh' dengan angin berhembus kencang, gelombang menerjang dan gedung-gedung bergetar. Dia menunggu sekitar 30 menit hingga tsunami surut dan situasi dirasa aman. Ng turun ke bawah dan kembali mendatangi lokasi ibunda bocah kecil itu yang terjebak.

Ng masih bisa mendengar teriakan minta tolong dan teriakan kesakitan dari wanita itu. Potongan beton menimpa paha wanita itu. Ng berusaha memindahkan potongan beton itu tapi dia tidak kuat. Dia menunggu di lokasi itu hingga 1-2 jam kemudian saat sejumlah warga lokal datang dan membantunya. Potongan beton itu akhirnya bisa diangkat secara bersama-sama dan wanita itu diselamatkan.

Setelah itu, Ng diarahkan ke sebuah kamp penampungan darurat oleh warga setempat dan di sana, dia bertemu dengan Francois juga bocah kecil itu. Pihak penyelenggara kompetisi paralayang kemudian berhasil menemukan lokasi Ng dan Francois. Keduanya diminta menunggu di sebuah lapangan terbuka hingga hari terang. "Getaran (gempa) bisa dirasakan sepanjang malam," ucapnya.


Ng terus berusaha menghubungi keluarganya di Singapura namun selalu gagal karena jaringan komunikasi terputus. Namun begitu dia bisa menelepon istrinya, Ng langsung meminta sang istri memberitahu kondisinya kepada Kementerian Luar Negeri Singapura. Keesokan harinya, Ng nekat mendatangi reruntuhan Mercure Hotel untuk mencari paspor miliknya dan dia berhasil mendapatkannya.

Kini Ng telah kembali berada di Singapura, usai mengikuti evakuasi militer yang dilakukan di salah satu bandara lokal Palu. Dengan pesawat militer, Ng bersama beberapa orang lainnya terbang ke Makassar lalu ke Jakarta. Dari Jakarta, Ng melanjutkan penerbangan ke Singapura. Dia tiba di Singapura pada Minggu (30/9) siang, sekitar pukul 12.30 waktu setempat.

"Saya senang bisa bertemu istri saya dan kembali ke rumah. Itu sungguh pengalaman yang mengejutkan. Saya sadar tidak ada seorangpun yang bisa bersiap menghadapi gempa bumi seperti ini. Saya pikir Anda bisa mempelajari semua hal tentang gempa, tapi saat gempa mengguncang tiba-tiba, kekuatannya sangat hebat dan Anda bahkan tidak bisa berlari saat itu terjadi. Saya beruntung bisa keluar dari hotel," tandas Ng.



Saksikan juga video 'Tangis Pilu Keluarga Saat Saksikan Evakuasi Korban Gempa':

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads