"'The New Prabowo' itu kan hanya sekadar istilah ya, ngapain juga sampai harus disurvei-survei segala, bahkan diukur tingkat popularitasnya," kata Ketua DPP PD Jansen Sitindaon kepada wartawan, Kamis (27/9/2018).
Menurut Jansen, 'The New Prabowo' hanya istilah yang sempat dilemparkan cawapres Sandiaga Uno. Tanpa istilah itu pun, sebut Jansen, Prabowo saat ini memang sudah terlihat lebih 'baru'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan komitmen Prabowo soal berdemokrasi. Jansen mengatakan Prabowo berhasil membesarkan Gerindra, persis seperti sang ketum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang berhasil membesarkan Demokrat.
"Harus kita akui, suka atau tidak, 15 tahun terakhir ini Pak Prabowo telah setia memilih jalan demokrasi untuk berkuasa. Beliau mendirikan partai politik dan berhasil membesarkannya, ingat tidak semua jenderal lain mampu melakukan ini selain Pak SBY," sebut Jansen.
Kemudian Jansen mengungkit rekam jejak Prabowo yang sudah tiga kali ikut kontestasi pilpres. Menurut dia, hal ini menjadi bukti bahwa eks Danjen Kopassus itu adalah pencinta demokrasi. Karena itu, ia yakin Prabowo akan terpilih jadi presiden pada 2019.
"Ikut berkontestasi dalam pilpres, dan setiap kekalahan di pilpres beliau terima dengan lapang dada, untuk kemudian mencoba kembali. Inilah bukti yang telah ditunjukkan Prabowo ke seluruh kita rakyat Indonesia ini kalau beliau pencinta demokrasi sejati," papar Jansen.
"Dengan semangat perubahan dan perbaikan negara, ekonomi, politik, dan kehidupan lainnya yang beliau tawarkan sebagai solusi terhadap berbagai persoalan bangsa kita hari ini, kami yakin masyarakat Indonesia akan memilih beliau," imbuh dia.
Baca juga: Sambutan dan Sindiran untuk The New Prabowo |
Survei yang diadakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan 'The New Prabowo' belum populer di masyarakat. Baru 13 persen yang mengetahui 'The New Prabowo'.
"The New Prabowo sebenarnya bisa menjadi magnet elektoral buat Prabowo. Tetapi sejauh ini mengapa belum signifikan karena memang masyarakat yang mengenal, mengetahui isu The New Prabowo juga baru 13 persen. Jadi belum populer di masyarakat," kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di gedung Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9).
Saksikan juga video 'Citra The New Prabowo Belum Tenar di Masyarakat':
(tsa/rvk)