"Itu bukan pertemuan pribadi, tapi dalam rangka perpindahan pejabat daerah yang biasanya dihadiri oleh Muspida. Pak Firli berangkat sudah atas persetujuan pimpinan," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan kepada detikcom, Rabu (26/9/2018).
Wakil Ketua KPK lainnya, Saut Situmorang, mengapresiasi kritik tersebut. Dia memastikan pertemuan Firli dengan TGB tidak menggerus martabat KPK karena sudah atas persetujuan pimpinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Saut mengatakan pimpinan KPK memahami potensi konflik kepentingan bisa terjadi di setiap aktivitas pegawai KPK. Dia pun mengatakan semua kegiatan pegawai sudah diminta dilaporkan kepada pimpinan KPK.
"Pimpinan KPK sadar betul bahwa potensi conflict of interest itu bisa terjadi karena di setiap aktivitas pekerja KPK, besar atau kecil memiliki potensi conflict of interest-nya," ujar Saut.
"Melihat indikator itu, pemimpin unit harus peka karena conflict of interest yang bisa berpotensi berujung pada tindak pidana itu harus diatasi atau diminimalkan dengan banyak cara, misalnya melaporkan semua kegiatan di luar jam dan di dalam jam kerja," sambungnya.
Sebelumnya, Busyro menyayangkan sikap KPK yang pasif atas pertemuan Firli dengan TGB. Dia pun mengatakan pertemuan tersebut berpotensi menggerus martabat KPK.
"Untuk menjaga martabat KPK, itu mahal harganya. Tapi kalau ada kasus seperti ini lalu didiamkan saja, ini mengalami penggerusan martabat. (KPK) ini satu-satunya lembaga yang masih punya harapan," ucap Busyro di aula PP Muhammadiyah, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (25/9). (haf/dhn)











































