Kepala SMK PGRI 1 Karanganyar, Moh Arobi, mengatakan sekolah memang beberapa kali melakukan studi banding ke Jawa Timur. Namun baru kali ini mereka melintasi jalur tersebut.
"Kami sudah tiga kali ke Jawa Timur, biasanya lewat jalur Sragen. Saya kira sopir sudah paham medannya (jalur Cemorosewu)," katanya saat ditemui di ruang kepala sekolah, Rabu (26/9/2018) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat dua bus yang membawa sekitar 80 orang guru dan siswa kelas X dan XI. Salah satunya ialah bus yang ditumpangi Arobi.
Sebelum terjadi kecelakaan, Arobi menyaksikan bahwa bus maut itu sempar menyalip bus yang ditumpanginya. Sekitar beberapa menit berselang, dia sudah melihat guru dan siswa dari rombongan satunya sudah berada di pinggir jalan.
"Ternyata busnya sudah masuk ke jurang. Guru-guru dan murid sudah menyelamatkan diri naik ke jalan," ungkapnya.
Ke depan, kata Arobi, sekolah tetap akan melaksanakan studi banding yang tertunda ini. Namun ia belum memastikan kapan akan dilaksanakan.
"Ini kan wajib sifatnya, tapi belum tahu kapan. Nanti mungkin lewatnya Sragen saja, agak jauh tidak apa, tapi lebih aman," ujar dia.
Adapun dalam peristiwa tersebut dua orang dari kru bus dan biro perjalanan tewas setelah dirawat di rumah sakit. Sedangkan guru dan siswa SMK PGRI 1 Karanganyar mengalami luka-luka.
Saksikan juga video 'Ini Fakta di Balik Kecelakaan Bus Maut di Sukabumi':
(bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini