Kisah Zulfan: 15 Tahun Nyandu Narkoba, Tobat, Bangun Panti Rehab

Kisah Zulfan: 15 Tahun Nyandu Narkoba, Tobat, Bangun Panti Rehab

Agus Setyadi - detikNews
Rabu, 26 Sep 2018 14:53 WIB
Foto: Zulfan (agus/detikcom)
Aceh - Ngerinya dunia gelap peredaran narkoba sudah dirasakan Zulfan Hakim sejak usia 18 tahun. Selama 15 tahun, dia menjadi pecandu berat sekaligus kurir. Namun setelah taubat, pria asal Banda Aceh ini membuka panti rehab untuk "mengobati" para pecandu lain.

Kisah bermula saat pria yang akrab disapa Dekgam ini menggunakan sabu-sabu berawal dari coba-coba. Pengaruh lingkungan ditambah mudahnya mendapatkan barang haram tersebut, membuat Dekgam terjerumus ke lembah hitam. Lambat laun, dia menjadi pecandu berat.

"Saya pakai ganja dan sabu, awalnya karena pergaulan dan lingkungan. Awalnya biar berasa jadi lebih keren dengan makai sabu," kata Dekgam saat ditemui usai peresmian panti rehab Rumah Generasi Emas Aceh di Banda Aceh, Rabu (26/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah beberapa lama kemudian, Dekgam merambah bisnis penjualan sabu. Dia ikut menjadi kurir dan mengedar sabu ke pembeli-pembeli. Namun bisnisnya masih dalam kategori kecil-kecilan. Kehidupannya pun dicap jelek di lingkungan keluarga dan tempat tinggalnya.

Dekgam kala itu dianggap sebagai pembuat onar di tempat tinggalnya. 15 tahun berselang, pihak keluarga membujuk Dekgam untuk bertaubat. Pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh juga mendukung langkah yang ditempuh pihak keluarganya.

Usai pihak keluarga berkoordinasi dengan BNNP, Dekgam akhirnya dikirim ke panti rehabilitasi narkoba BNN Lido, di Bogor, Jawa Barat. Selama setahun, dia tempa dan direhab agar dapat kembali hidup normal dan tanpa narkoba.

"Setelah direhab, saya sudah kembali ke masyarakat dan hari ini, saya dan dua orang teman saya sama-sama bekas pecandu kami ingin berbuat dan berkarya kembali untuk masyarakat. Setidaknya kami bisa berbuat untuk diri kami dan orang lain," jelas Dekgam.

Menurut Dekgam, efek negatif menjadi pengguna narkoba yaitu tidak dipercaya lagi sama orang lain, dianggap pembuat masalah, virus, dan di rumah selalu mendapat lebel jelek.

"Dan samapi sekarang saya stigma (masih jelek). Dan kadang stigma itu yang membuat kita terulang lagi dan makai dulu, kita jadi gak nyaman di situ," ungkapnya.

Setelah terbebas dari narkoba, Dekgam bersama dua temannya kini mendirikan panti rehab di Banda Aceh. Keberadaan panti tersebut diresmikan Kepala BNNP Aceh Brigjen Abdul Nasser. Di panti ini, Dekgam menjabat sebagai ketua yayasan. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads