"Yang namanya Revolusi Mental memang harus tetap menjadi ikon kami karena Revolusi Mental artinya luas. Seperti misal memerangi korupsi, mengubah paradigma berpikir," kata Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago kepada wartawan, Rabu (26/9/2018).
Irma kemudian mengulas Revolusi Mental yang telah dicetuskan Jokowi sejak 2014. Meski mengakui masih terdapat sejumlah kekurangan, menurut dia, sejauh ini Revolusi Mental berjalan dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irma mengatakan Revolusi Mental dilanjutkan karena melihat kebutuhan Indonesia. Ia menilai program Revolusi Mental yang saat ini dijalankan belum maksimal karena berbagai keterbatasan.
"Bukan berarti programnya ambisius. Memang itu semua dibutuhkan Indonesia," papar Irma.
Irma menegaskan Revolusi Mental merupakan program jangka panjang. Karena itu, ia berharap Jokowi bisa melanjutkannya di periode kedua.
"Revolusi Mental itu banyak yang merupakan program jangka panjang yang hasilnya baru bisa dinikmati dalam lima tahun ke depan. Seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, listrik, pembangkit listrik angin, itu kan juga program jangka panjang. Makanya kami berharap Pak Jokowi bisa dua periode sehingga bisa menyelesaikan visi-misinya secara komprehensif," tegasnya.
Dalam dokumen visi dan misi Jokowi-Ma'ruf, masih tertulis soal 'Revolusi Mental'. Frasa ini juga jadi jargon Jokowi dalam Pilpres 2014, yang kebetulan juga berhadapan dengan Prabowo Subianto.
Pada visi dan misi kali ini, Jokowi dan timnya menekankan pada revitalisasi Revolusi Mental. Revitalisasi itu juga mencakup perubahan mental karakter bangsa.
Simak Juga 'Pesan Revolusi Mental Kapolri untuk Korlantas':
(tsa/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini