Mereka menyuarakan aspirasinya dengan menggunakan bahasa isyarat serta membawa berbgai poster. Poster yang mereka bawa diantaranya bertuliskan, "Tuli Bukan Bahan Candaan, Kami Mencari Kesetaraan, Jangan Takut Berteman Dengan Orang Tuli, Stop Diskriminasi Terhadap Tuli, Bahasa Isyarat Harus Ada Di Dunia Pendidikan."
Aksi ini diawali dari depan jalan Malioboro sisi utara di depan Dinas Pariwisata kemudian berjalan menuju kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
"Memang belum semua sektor memperhatikan, karena itu kami memperjuangkan agar pemerintah lebih memperhatikan kami dari teman-teman tuli, apa yang kami butuhkan dan apa yang menjadi aksesilibitas buat kami," kata koordinator pawai, Arief Wicaksono dalam bahasa isyarat di jalan Malioboro.
![]() |
Menurutnya, tidak semua melakukan diskriminasi, akan tetapi fasilitas atau aksesibilitas yang mereka butuhkan belum diberikan secara maksimal. Misalnya dalam bidang pekerjaan belum semua bisa di akses, kemudian dalam dunia pendidikan sekolah inklusif juga belum optimal.
"Kami berharap pemerintah memberikan teman-teman dari kelompok tuli untuk berpartisipasi agar Indonesia lebih inklusi. Kami dilibatkan dalam program-program. Kami berharap Kota Yogya sebagai kota yang ramah terhadap tuli," kata Arief.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini