"Nanti ada fasilitasi dengan Komnas HAM," kata Sultan di kantor Gubernur DIY, Jumat (21/9/2018).
Sultan mengatakan bahwa sebenarnya sudah ada fasilitasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Akan tetapi, lanjut Sultan, warga yang masih bertahan tetap tak mau untuk pindah dari lokasi. Oleh karenanya akan ada fasilitasi dengan Komnas HAM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sudah difasilitasi nggak mau, mau apa. Jadi saya kira dari Komnas HAM biar diselesaikan nanti. Nanti Komnas HAM akan datang," pungkas Sultan.
Project Manager Proyek Pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta, Taochid Purnomo Hadi sebelumnya menjelaskan pengerjaan fisik sudah dimulai dengan membangun pondasi runway. Kondisi di area proyek akan semakin tinggi mobilitasnya. Untuk itu, pihaknya akan menutup semua pintu masuk ke area proyek dengan alasan keamanan.
"Kita fokus, sekarang kita akan tutup semua pintu. Kalau ada orang (bukan pekerja) berada di area proyek, lalu lalang di situ berbahaya sekali. Karena bebannya akan sangat tinggi. Truk lalu lalang, bisa 100-an truk masuk dalam 24 jam. Kalau ada yang tidak terkait proyek (berada) di situ, bahaya. Sekarang 90 lebih sudah tertutup," kata Taochid di kantor Gubernur DIY, (19/9).
Diakuinya, sampai saat ini memang masih ada warga yang masih tetap bertahan di area proyek. Warga yang masih bertahan diminta untuk segera keluar karena mobilitas yang semakin tinggi akan membahayakan mereka.
"Sebetulnya kalau ada (yang masih bertahan), ada, tapi jumlahnya berapa saya tidak tahu. Saya lihat di sekitar masjid itu, infonya sekitar 9," katanya.
Namun keesokan harinya Manager PT Angkasa Pura I Yogyakarta sekaligus juru bicara proyek NYIA, Agus Pandu Purnama membantah masih ada yang bertahan di area proyek.
"Posisi saat ini nggak ada yang bertahan, mereka hanya menggunakan masjid (Masjid Al Hidayah di dalam kawasan proyek NYIA) sementara, jadi nggak tinggal di sana," kata Pandu kepada wartawan di lokasi proyek pembangunan NYIA, Kamis (20/9).
Pandu menyebutkan jumlah warga yang memanfaatkan masjid itu sekitar 3 kepala keluarga (KK). "Hanya sedikit yang pakai sarana ibadah, mungkin sekitar 3 KK, jadi nggak tinggal di sana, cuma menggunakan sarana ibadah sementara," ujarnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini