Ngabalin: Ratna Jangan Asal Nyerocos soal Bantuan Papua Rp 23 T!

Ngabalin: Ratna Jangan Asal Nyerocos soal Bantuan Papua Rp 23 T!

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Rabu, 19 Sep 2018 19:51 WIB
Ali Mochtar Ngabalin (kanan) dan Ratna Sarumpaet (2 dari kiri). Foto: Twitter @NgabalinAli
Jakarta - Aktivis Ratna Sarumpaet menuding pemerintah memblokir dana bantuan Papua sekitar Rp 23 triliun. Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin meminta Ratna tak asal cuap-cuap.

"Situasi hari ini kan sebetulnya sebagai opini leader sebagai pemuka pendapat, sebagai tokoh perempuan kan mesti ngecek dong, mengecek dulu jangan asal nyerocos sembarang gitu," kata Ngabalin kepada wartawan, Rabu (19/9/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngabalin menegaskan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan tidak mengatur kebijakan rekening perseorangan atau pribadi. Tudingan Ratna ini bermula saat seorang bernama Ruben PS Marey mendatangi Ratna Sarumpaet Crisis Center (RSCC) dan menduga dana di rekeningnya Rp 23,9 triliun untuk bantuan Papua telah diblokir sepihak.

Ngabalin yang mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Menkeu Sri Mulyani menegaskan tudingan itu tak terbukti.

"Bagaimana itu orang mengerti atau tidak si Ratna itu. Mengerti apa tidak? World Bank itu kan tidak ada hubungannya dengan rekening seseorang atau pribadi," sebut Ngabalin.

Ngabalin meminta Ratna tak mencari sensasi. Jika mau tenar, ada cara yang lebih beradab--menurut Ngabalin.

"Jadi maksudnya begini. Kalau Ratna-nya mau cari panggung, mau kembali menjadi orang terpopuler di RI ini, pakailah isu-isu yang kira-kira bisa didukung dengan data dan fakta agar tidak membuat keonaran di ruang publik," sebut Ngabalin.



"Kenapa begitu? Karena kalau nanti itu tidak dibantah, tidak diklarifikasi nanti publik mengira pemerintah itu memblokir dana Rp 23,9 triliun itu dengan tidak jelas. Dalam kapasitas apa sih sebetulnya Ratna itu? Menuduh-nuduh pemerintah, menuduh-nuduh Departemen Keuangan," kritik Ngabalin.

Ruben menjelaskan, persoalan ini bermula dari dia yang menerima gelontoran dana dari para donatur untuk membangun Papua. Dana dengan total Rp 23,9 triliun itu tersimpan sejak tahun 2016 dalam rekening pribadinya.

Namun, kata Ruben, tiba-tiba dana di rekeningnya tersebut hilang. Saat dikroscek ke bank tempat Ruben menyimpan uang itu, tak ada catatan uang masuk dalam rekeningnya.

Ruben mengatakan, hal itu kemudian sudah dikroscek kembali ke World Bank. Namun, pihak World Bank mengatakan, yang telah sukses terkirim ke rekening Ruben pribadi.

Tudingan soal pemblokiran dana bantuan Papua Rp 23 triliun oleh pemerintah sudah ditepis oleh Kementerian Keuangan. Menurut Kemenkeu, pihaknya tak mengatur kebijakan rekening atas nama pribadi.

"Kementerian Keuangan tidak mengatur kebijakan mengenai rekening atas nama pribadi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Nufransa Wira Sakti. (gbr/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads