Menggali Dasar Sungai, Warga Boyolali Mencari Air yang Tersisa

Menggali Dasar Sungai, Warga Boyolali Mencari Air yang Tersisa

Ragil Ajiyanto - detikNews
Rabu, 19 Sep 2018 16:31 WIB
Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
Boyolali - Krisis air bersih yang dialami warga Boyolali bagian utara pun semakin memprihatinkan. Warga terpaksa mengais air di sungai yang mengering.

Seperti di wilayah Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Sejumlah desa di sana mengalami krisis air bersih sejak dua bulan terakhir.

"Kalau kekeringannya sudah sejak beberapa bulan lalu, tapi krisis air bersih paling dirasakan sejak dua bulan terakhir ini," kata Daryanti, warga Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali Rabu (19/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga pun membuat belik atau sumur-sumur kecil di dasar sungai yang airnya telah mengering. Warga biasa mengambil air ke belik tersebut pada pagi dan sore hari.
Di Sungai Yang Mengering Ini, Warga Boyolali Cair AirFoto: Ragil Ajiyanto/detikcom

"Kalau pagi dan sore, ramai mas di sini. Sampai antri-antri, ya mengambil air, cuci dan mandi," jelasnya.

Pantauan detikcom, sungai tersebut telah mengering. Tidak ada aliran airnya. Hanya disejumlah tempat masih tampak adanya genangan air.

Warga pun mengggali dasar sungai tersebut untuk dibuat sumur. Kedalamannya pun bermacam-macam. Yang jauh dari genangan air, lebih dalam. Sedangkan yang disekitar genangan air yang warnanya hijau itu, sumurnya lebih dangkal.

Air di sumur-sumur itulah yang digunakan warga mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Yang rumahnya dekat dengan sungai, warga memanfaatkan pompa air untuk menyedotnya dan dialirkan ke rumahnya. Namun yang jauh, terpaksa harus mengangsu ke sungai menggunakan jeriken.

"Airnya untuk mandi, mencuci. Kalau untuk memasak sudah ada sendiri, beli dari air isi ulang. Tapi kalau kepepet ya air dari sungai ini digunakan," imbuh dia.

Hal senada dikatakan warga Bandung lainnya. Sudah sejak sekitar dua bulan lalu warga mulai membuat sumur di dasar sungai yang telah mengering itu.

"Saya juga buat, tapi kemarin sudah kering lagi. Saya sedot memakai pompa air sudah tidak bisa," katanya saat hendak mengambil air ke sungai.

"Setiap hari mas, pagi dan sore itu ramai di sungai ini yang mengambil air. Sampai antri-antri," imbuhnya.

Kondisi yang sama juga terlihat di wilayah Desa Garangan, Kecamatan Wonosegoro. Warga juga mengalami krisis air bersih. Warga pun terpaksa membuat sumur di dasar sungai yang mengering.
Di Sungai Yang Mengering Ini, Warga Boyolali Cair AirFoto: Ragil Ajiyanto/detikcom

"Saya setiap pagi dan sore mengambil air disini, ya 3 sampai 4 jerigen," kata Tarminah, warga Desa Garangan ditemui saat mengambil air di sungai yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya.

Warga berharap, ada bantuan air bersih.

Dari 19 desa di kecamatan Wonosegoro, hampir semua desa mengalami krisis air bersih di musim kemarau. Untuk membeli air dari truk-truk tangki swasta, harganya bisa mencapai sekitar Rp 550 ribu per tangi. Tergantung jauh dekatnya lokasi.

Kekeringan juga terjadi di Kecamatan Juwangi, Boyolali yang juga di daerah Boyolali Utara. Seperti yang dilakukan warga Wonosegoro, warga Juwangi juga membuat belik di dasar sungai yang telah mengering untuk mencari sumber air.

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, telah melakukan droping air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan. Sedikitnya sudah 227 tangki didistribusikan ke warga desa di 7 kecamatan. Antara lain Kecamatan Wonosegoro, Kecamatan Musuk, Kecamatan Juwangi, Kecamatan Karanggede, Kecamatan Selo, Kecamatan Kemusu, dan Kecamatan Cepogo.

Kepala BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan wilayah yang paling banyak mendapat bantuan adalah Wonosegoro dengan jumlah 36 tangki. Di Wonosegoro, air bersih didistribusikan untuk warga Desa Wonosegoro, Bengle, Garangan, Kalinanas Gunungsari, Bercak, dan Repaking.

"Data yang kami catat hingga Selasa 10 September, bantuan air bersih dari Pemkab dan berbagai pihak sudah didistribusikan ke tujuh kecamatan, paling banyak di Wonosegoro dengan 36 tangki," kata Bambang Sinung kepada para wartawan. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads