"Kalau kami keluarga biasa saja, kami terima memang dinamikanya seperti itu, ada politik-politik saat ini. Tentu harapan kami semua dari Komunitas Muda Indonesia juga saya kira untuk supaya tidak ada black campaign seperti itu di Pilpres 2019," kata Hani kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2018).
Hani berharap yang digunakan adalah politik santun dan sehat. Politik santun dan sehat itu disebutnya harus dicontohkan kepada kaum milenial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan menerima argumen-argumen positif, mengedukasi generasi untuk berfikir positif, seperti tadi, ada muda peka muda sapa gitu ya," Imbuhnya.
Selain itu, dia yakin ayahnya dapat menarik suara dari kaum milenial. Dia menyebut ayahnya sangat memperhatikan generasi milenial saat ini.
"Saya kira seperti yang sering beliau sampaikan. Memang yang beliau inginkan menciptakan landasan aturan untuk para generasi bangsa. Saya kira itu harapan beliau tentunya ini merupakan gabungan untuk para generasi bangsa. Saya kira itu harapannya," kata Hani.
Sebelumnya, video ceramah Ustaz Yahya Waloni yang menyerang sejumlah tokoh jadi viral di media sosial. Dalam ceramahnya, Yahya menyerang Ma'ruf Amin, yang merupakan cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi). Dia bahkan menyebut Ma'ruf sudah uzur dan akan mati.
Ma'ruf Amin mengatakan hal itu nggak perlu ditanggapi. Menurut Ma'ruf, seorang pemimpin yang berkaitan dengan urusan bangsa dan negara tidak dilihat dari usia. Dia mencontohkan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang usianya tak lagi muda.
"Kan ini soal bangsa, soal negara. (PM Malaysia) Mahathir lebih tua, jadi nggak ada masalah. Ketika Pak Jokowi milih saya kan tahu bahwa saya tua. Jadi nggak ada masalah," ucap Ma'ruf di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (15/9).
Tonton juga 'Sandi Dapat Gelar Ulama, Ma'ruf: Yang Bilang Ulama Tuh Siapa?':
(idh/imk)