Laporan PBB Beberkan Aksi Mengerikan Militer Myanmar terhadap Rohingya

Laporan PBB Beberkan Aksi Mengerikan Militer Myanmar terhadap Rohingya

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 18 Sep 2018 18:35 WIB
kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh (Foto: REUTERS/Navesh Chitrakar)
Jenewa - Penyelidik PBB mengatakan bahwa tingkat kebrutalan yang dilakukan militer Myanmar terhadap minoritas Rohingya "sulit dipahami". Dia pun menyerukan para jenderal tinggi Myanmar untuk diadili atas genosida.

"Sulit untuk memahami tingkat kebrutalan operasi Tatmadaw (militer Myanmar), itu benar-benar mengabaikan kehidupan sipil," ujar Marzuki Darusman asal Indonesia, yang memimpin tim misi pencari fakta PBB atas pelanggaran-pelanggaran di Myanmar.

Marzuki mengatakan hal tersebut saat menyampaikan laporan tim misi PBB kepada Dewan HAM PBB hari ini. Laporan setebal 444 halaman tersebut memaparkan detail mengerikan tentang berbagai pelanggaran yang dilakukan militer Myanmar, khususnya terhadap warga muslim Rohingya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Tahun lalu, operasi militer Myanmar telah menyebabkan lebih dari 700 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Berbagai pihak menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab atas operasi tersebut diadili. Militer Myanmar telah membantah melakukan kesalahan, dan bersikeras bahwa operasinya dibenarkan untuk memberantas para ekstremis Rohingya yang melakukan serangan-serangan ke pos-pos polisi pada Agustus 2017.

Namun tim PBB mengatakan taktik militer telah "secara konsisten dan sangat tidak proporsional terhadap ancaman keamanan yang sebenarnya". Laporan misi PBB tersebut menyatakan, 10 ribu orang diperkirakan tewas dalam operasi tersebut.

Dalam presentasinya pada Selasa (18/9), Marzuki menjabarkan pembantaian di desa-desa Rohingya, menggambarkan bagaimana orang-orang yang tak bisa kabur "dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin."

"Orang-orang itu dibunuh secara sistematis. Anak-anak ditembak, dibuang ke sungai atau ke api," ujar Marzuki seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/9/2018).

Dikatakannya, kaum perempuan dan anak-anak perempuan secara rutin diperkosa secara bergiliran, dengan banyak dari mereka "disiksa secara mental dan fisik selama diperkosa". Marzuki juga mengatakan, banyak dari mereka yang digigit secara parah, dalam apa yang tampaknya "mirip dengan suatu bentuk branding."

[Gambas:Video 20detik]





Marzuki mengatakan, "skala, kekejaman dan sifat sistematis (dari kekerasan seksual) mengungkapkan dengan tanpa keraguan bahwa pemerkosaan digunakan sebagai taktik perang."

"Kami telah menyimpulkan bahwa... perbuatan Tatmadaw dan pasukan keamanan lainnya masuk dalam empat dari lima kategori aksi genosida," tutur Marzuki.

Diimbuhkannya, semua hal tersebut mendukung kesimpulan adanya niat genosida militer Myanmar terhadap Rohingya.

Sebelumnya, laporan singkat misi PBB yang dipublikasi bulan lalu, telah menyerukan kepala militer Myanmar untuk mundur, juga agar dia dan lima komandan tinggi militer lainnya diadili di pengadilan internasional atas genosida. Versi laporan yang lebih panjang yang disampaikan hari ini, juga menyerukan militer Myanmar, yang mendominasi negara tersebut -- memegang seperempat dari semua kursi di parlemen dan mengendalikan tiga kementerian -- untuk sepenuhnya dicopot dari politik. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads