Asian Para Games 2018, Kesempatan Volunter Mengenal Atlet Difabel

Asian Para Games 2018, Kesempatan Volunter Mengenal Atlet Difabel

Kemenko PMK - detikNews
Minggu, 16 Sep 2018 00:00 WIB
Acara Training on Trainer (ToT). (Foto: Kemenko PMK)
Jakarta -

Perhelatan Asian Para Games 2018 merupakan kesempatan bagi seluruh masyarakat, terutama para tenaga pendamping (volunter) untuk semakin mengenal kaum difabel. Mereka merupakan manusia spesial yang memiliki potensi untuk meraih prestasi dalam bidang olahraga di tengah keterbatasannya.

"Asian Para Games 2018 merupakan ajang yang sangat spesial karena atlet yang akan bertanding merupakan individu spesial yang berjuang meraih prestasi di tengah-tengah keterbatasan," jelas anggota Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental Ahmad Mukhlis Yusuf dalam keterangan tertulis.

Dalam acara Training on Trainer (ToT) di Hotel Swissbell Mangga Besar, Jakarta, Rabu (12/9/2018), Mukhlis mengajak para volunter Asian Para Games untuk memahami kesamaan hak antara kaum difabel dan nondifabel. Kegiatan ini diselenggarakan pada 12-14 September 2018 dengan Kementerian Sosial sebagai penanggung jawab kegiatan dan dihadiri oleh 300 volunter.

"Dengan mengetahui kesamaan hak ini, saya berharap para volunter dapat memberikan pelayanan yang baik sehingga para atlet dan juga nantinya penonton dari kaum difabel dapat dengan mudah mengakses berbagai fasilitas dalam setiap venue pertandingan," jelasnya.

Asian Para Games 2018, Kesempatan Volunter Mengenal Atlet Difabel300 volunteer Asian Para Games 2018 hadiri acara ToT. (Foto: Kemenko PMK)

Pemahaman yang holistik terhadap kaum difabel juga memiliki keterkaitan dengan gerakan revolusi mental. Sebagai volunter, mereka harus memberikan pelayanan yang baik dan memahami hak-hak yang dimiliki oleh kaum difabel.

"Ini merupakan cerminan dari Gerakan Indonesia Melayani, salah satu dari lima Gerakan Revolusi Mental. Semangat melayani inilah yang harus didorong, dimiliki, dan diimplementasikan oleh para volunter dalam Asian Para Games 2018," ungkap Mukhlis.

Dalam kegiatan ToT ini, Mukhlis juga memaparkan internalisasi nilai-nilai revolusi mental, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong.

"Internalisasi nilai-nilai revolusi mental dilakukan dengan mendorong diri sendiri dan masyarakat serta atlet yang terlibat dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018 untuk lebih tertib dalam mengantre, lebih menjaga kebersihan lingkungan, panitia dapat lebih melayani, dan bersatu menyukseskan penyelenggaraan," jelas Mukhlis.

Selain itu, keberhasilan Indonesia dalam meraih prestasi dan menyelenggarakan Asian Games 2018 harus tetap dijaga dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018. Ajang ini akan digelar pada 6 hingga 13 Oktober 2018 mendatang.

Pemerintah bersama Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (INAPGOC) pun terus bekerja dan berkoordinasi untuk menyelenggarakan Asian Para Games dengan sukses.

Baca berita lainnya dari Kemenko PMK di sini.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.