"Saya lebih baik mengoleksi ketimbang menjual kepada kolektor. Bisa dilihat, ini rumah saya isinya hasil berburu semua," kata Luci saat berbincang santai dengan detikcom, Kamis (13/9/2018).
Dari perbincangan, Luci lalu mengajak detikcom melihat seisi rumahnya yang berdiri tepat di tepian sungai Sekanak, Talang Semut, Palembang. Rumah Luci masih berdindingkan papan dan berada di antara bangunan permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiba di halaman rumah, Luci langsung mengajak ke lantai dua. Disana terdapat dua buah kamar, diantara kamar terlihat lemari kaca berukuran 1x2 meter.
"Lemari kaca ini sengaja saya beli untuk koleksi harta karun. Karena kurang, saya beli lagi lemari kecil khusus untuk emas, perak dan benda-benda unik," kata Luci.
Saat lemari dibuka, terlihat jelas bahwa Luci sudah melakukan perburuan harta karun dari beberapa tahun lalu. Terlihat ratusan jenis benda yang memiliki nilai sejarah menghiasi lemari Luci.
Mulai manik-manik ikan, gelang, batu akik dan juga koin bertuliskan huruf Arab, China, Belanda dari tahun 1818.
"Yang tinggal di rumah ini tinggal perak saja bahannya, kalau emas sudah saya jual, maklum faktor kebutuhan. Tapi ini ada juga emas lebur, anting, cincin dari emas tidak saya jual. Ini khusus koleksi," katanya.
"Saya pernah dapat koin emas, waktu itu nggak tau harganya. Datang kolektor, dia beli Rp 10 juta, ya sudah saya kasih saja. Saya lihat barang-barang ini ya tidak ada harganya, tapi kalau kolektor dia tau dan beli dengan harga tinggi," kata Luci.
![]() |
Luci merupakan buruh serabutan, namun warga sekitar menyebut dia rajin berburu harta karun di sungai Sekanak. Bahkan selalu berangkat pagi dan pulang hingga sore hari khusus untuk berburu benda bersejarah.
"Kak Luci rajin cari, dia inilah salah satu yang sudah pernah beli motor dari hasil berburu emas di Sekanak," kata seorang warga dan di akui oleh Luci. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini