"Pengerukan pertama tahun 1982. Kami dapat lebih banyak emas karena sungai ini kan memang tempat mandi di zaman Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan dan saat Belanda di Palembang. Jadi memang ini lokasi harta karun juga," kata Rasid saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Rabu (12/9/2018).
Menurut Rasid, zaman dahulu rumah di Palembang memang berbentuk Limas. Sehingga masyarakat memanfaatkan sungai untuk mandi, mencuci pakaian dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bermodalkan alat pengayak pasir, masyarakat di tepian Sungai Musi mulai berburu harta karun. Mereka yakin manik-manik kuno itu merupakan bekas Kerajaan Sriwijaya dan memiliki nilai jual tinggi.
"Tahun 1982 saya ikut cari pas pengerukan pertama, banyak dapat. Tapi lupa karena itu sudah lama. Kalau pengerukan yang sekarang paling mahal kendi gambar burung, harganya Rp 2,4 juta dibeli kolektor," ujar Rasid.
Pencarian harta karun kerajaan Sriwijaya yang telah berumur ratusan tahun itu kini mejadi mata pencaharian tambahan. Bahkan dalam setiap hari mereka dapat mengantongi uang hingga jutaan rupiah.
Perburuan harta karun sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Mulai dari mahkota, kendi, emas hingga uang belanda turut ditemukan di sungai Sekanak yang merupakan anak sungai Musi ini.
Tonton juga 'Ini Nih Harta Karun PD II Senilai Rp 688 Juta':
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini