Peristiwa ini terjadi pada Senin (3/9/2018) lalu sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, 4 siswa SD dan 1 siswa SMP hendak pulang dari sekolah menyeberangi anak Sungai Borofino, Desa Balombaruzo, Gomo, Kabupaten Nias Selatan.
Mereka adalah Kristina Hulu (6), Putri Hulu (5), Viterman Hulu (13), dan Roberton Tavenae (8). Sedangkan seorang siswa SD, Restu Hulu (6), belum sempat menyeberang sungai. Di saat mereka menyeberangi sungai tersebut, tiba-tiba arus sungai yang sangat deras datang dalam sekejap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian keempat siswa SD-SMP itu, kecuali Restu, terseret arus sungai. Restu pun langsung memberi tahu ibunya, Yumiati Tavenae, bahwa keempat temannya tenggelam hanyut dibawa arus sungai. Kemudian ibunya bersama warga desa mencari keempat anak yang tenggelam tersebut.
"Pencarian dari polres, polsek, koramil dan warga desa setempat," imbuh Faisal.
Dua siswa, yakni Kristina Hulu (6) dan Putri Hulu (5), ditemukan tak bernyawa pada hari kejadian. Sedangkan 2 lainnya, Viterman Hulu (13) dan Roberton Tavenae (8), hanyut dan dicari hingga ditemukan pada Rabu (5/9) pagi ini sekitar pukul 05.00 WIB dalam kondisi mengambang di sungai.
"Kedua korban di atas ditemukan oleh pemuda Desa Ama Rasta Hulu," tuturnya.
Keempatnya, imbuh Faisal, disemayamkan bersama dan sudah dimakamkan hari ini juga sekitar pukul 11.00 WIB karena jenazah sudah mulai membusuk.
"Anak-anak di sini memang perjuangannya begitu setiap hari kalau ke sekolah, menyeberangi sungai. Dan di sini banyak sungai, seorang anak bisa melalui 2-3 sungai untuk ke sekolah. Salut saya dengan perjuangan mereka untuk menimba ilmu," tuturnya.
Dia berharap tak ada lagi anak-anak sekolah yang menjadi korban. Faisal berharap jembatan di atas sungai bisa dibangun dengan memakai dana desa, patungan dana desa dari 2 desa, atau bahkan dibantu pemerintah pusat. (nwk/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini