"Saya dulu tahun 2014 kan ketua tim pemenangan Pak Prabowo di Bandung," kata Emil kepada wartawan di DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).
Emil berkunjung ke kantor DPP NasDem usai pelantikan gubernur di Istana Negara. Di kantor DPP NasDem itu, Emil bertemu dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan terlihat berbincang-bincang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai mekanisme dukungannya, Emil belum mengetahui seperti apa. Ia akan ikut aturan yang berlaku.
"Ya saya ikut aturan, kalau aturan memungkinkan saya nggak ada masalah, tapi saya dengar ada aturan baru, nggak boleh kan," imbuhnya.
Ia membandingkan pilpres tahun ini dengan tahun 2014 lalu. Ia mengatakan pada tahun 2014 lalu dia menjabat sebagai wali kota dan masih diperbolehkan mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
"Saya dulu tahun 2014 kan ketua tim pemenangan Pak Prabowo di Bandung. Dulu boleh, sekarang katanya nggak boleh. Jadi intinya saya akan cek sesuai aturan atau tidak, saya akan ikuti," kata Emil.
Selain itu, dia menyebut tidak masalah jika bekerja sama dengan rivalnya saat masih menjadi calon Gubernur Jabar, yaitu Deddy Mizwar. Deddy diketahui menjadi salah seorang jubir Jokowi-Ma'ruf.
"Ya enggak ada masalah, kan poltiik itu beda musim beda formasi. Dulu formasinya begini, beda urusan kepentingan formasinya berubah, nggak ada masalah. Pilkada sudah lewat, pilkada masa lalu, saya orangnya bisa menyesuaikan," ungkapnya.
Simak Juga 'Usai Pelantikan, Ridwan Kamil Bikin WA Group':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini