"Saya imbau, biarkan demokrasi itu tumbuh subur untuk dewasa kita. Jadi saya imbau jangan kita memberikan satu konotasi yang negatif. Saya imbau emak-emak yang militan dorong energi ke arah yang positif," kata Sandi di Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/9/2018).
Suami Nur Asia itu tak melarang militansi para emak-emak. Hanya, dia berpesan agar semangat emak-emak itu tak mengganggu ketertiban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cukup nanti mereka tahu sendiri, mereka bisa memilih sendiri kok, melihat mana yang mendorong ekonomi, mana yang membuka lapangan kerja, mana yang bisa menjaga aspirasi emak-emak, bahan pokok terjangkau, tak perlu langsung mengintervensi proses demokrasi," sambungnya.
![]() |
Sebelumnya, Barisan Emak-emak Militan (BEM) berdemo di depan kantor KPU. Emak-emak ini menuntut Joko Widodo mundur dari jabatan presiden karena akan kembali maju pada pilpres.
"Presiden harus mundur karena sudah jadi capres. Mundur lebih terhormat, lebih menyelamatkan demokrasi," ujar koordinator aksi Tri Erniyanti dalam orasinya di depan kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, siang tadi.
Para peserta aksi juga beberapa kali meneriakkan '2019 ganti presiden'. Selain itu, emak-emak ini membawa tulisan dukungan untuk tagar 2019 ganti presiden.
Terdapat juga tulisan 'Presiden Harus Mundur Karena Sudah Jadi Capres' dan 'Mundur Pak, Berikan Contoh Sebagai Negarawan Demi Kontestasi Fair dan Adil'. (idn/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini