"Teman-teman saya di SMA sudah pada manggil saya Jokowi, makanya saya buat nama Jokowi di sini (jaketnya), biar lebih dikenal lagi," ujar Dimas kepada wartawan saat ditemui di kampusnya, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, Senin (3/9/2018).
Dimas mengaku panggilan itu didapatnya karena menurut teman-teman SMA-nya dirinya memang mirip Jokowi. Sehingga akhirnya, dia menggunakan nama panggilan itu untuk dipasang di nametag jaket almamaternya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SMAN 1 Batam. Ini jaket almamater tahun 2018," lanjutnya.
Dimas memang kerap menggunakan jaket berwarna hijau bertuliskan Jokowi dengan warna putih di dada sebelah kanan itu di kampus.
Diwawancara terpisah, tapi masih di lingkungan kampus FH UII, Dekan FH UII, Abdul Jamil menjelaskan alasannya melarang penggunaan nametag itu.
![]() |
"Yang ingin saya sampaikan kepada yang bersangkutan (Dimas), jangan sampai menggunakan nama-nama yang menjadi name tag apakah itu ditaruh di jaketnya, atau ditaruh di bajunya," kata Abdul Jamil.
"Kalau namanya dia asli ya kita tidak bisa menghalangi yang namanya hak seseorang. Tetapi kalau itu bukan nama asli kalau bisa jangan sampai digunakan," lanjutnya.
Ada dua alasan terkait kebijakan FH UII ini, pertama untuk menjaga nama baik seseorang yang tertera di nametag tersebut. Kedua, karena sekarang ini adalah tahun politik yang dinilai akan rawan konflik.
"Karena tahun politik maka jangan sampai antara teman yang satu dengan teman yang lain akan menjadi persoalan. Saya tidak menginginkan bahwa di FH ini terjadi konflik antar pendukung, dan penantang," ucapnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini