"Pertama, tentu kita sedih," ujar Mardani di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (3/9/2018).
"Itu tragedi bagi bangsa ini," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mardani mengatakan UAS merupakan aset umat Islam Indonesia. Ia heran terhadap adanya orang-orang yang tersinggung dengan ceramah-ceramah yang disampaikan UAS.
"Ceramahnya bagus, dalil-dalilnya lugas, kalau ada yang tersinggung ya beliau tidak mempunyai representasi menyinggung, beliau cuma menyampaikan kerangka pikiran Islam yang beliau sampaikan," katanya.
Mardani pun menyayangkan adanya ancaman yang dilontarkan kepada UAS. Hal itu, menurutnya, buruk bagi kedewasaan demokrasi.
"(Ada) kelompok tertentu yang alergi terhadap perbedaan pendapat. Dan ini buruk buat kedewasaan demokrasi kita. Publik bisa menilai," ujarnya.
Mardani kemudian menyinggung pelarangan gerakan tagar mengganti presiden. Menurutnya, apa yang terjadi pada UAS sama dengan pelarangan gerakan tersebut yang akhir-akhir ini marak.
"Kami mengimbau masyarakat ini sebetulnya dewasa, bisa memilah dan memilih mana yang baik mana yang tidak. Tetapi, ketika intervensi terlalu besar dari pihak-pihak tertentu, saya tidak ingin mendefinisikan siapa pihak-pihak tertentu itu, justru itu kemunduran dalam demokrasi," tutur Mardani.
"Reformasi ini mahal harganya. Sayang kalau perilaku-perilaku preman, perilaku-perilaku nonkonstitusional, tidak demokrasi. Semua sekarang mau masuk kok di demokrasi. Kalau begini terus, kasihan orang-orang itu," lanjutnya.
Ustaz Abdul Somad mengaku mendapat ancaman dan intimidasi terkait rencana ceramah di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Alhasil, Ustaz Somad membatalkan rencana ceramahnya.
Hal ini disampaikan Somad lewat akun Instagram miliknya. Dia mengatakan intimidasi tersebut membuat beban panitia semakin berat dan mempengaruhi kondisi psikologi dai asal Riau ini.
Simak Juga 'Kelakar Sandi dengan Ustaz Somad':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini