"Nggak perlu itu. Tidak perlu saran-saran itu. Kami di internal tahu harus berbuat apa. Kami tidak akan terpengaruh dengan jebakan batman seperti itu," kata Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate, kepada detikcom, Rabu (22/8/2018).
Johnny menggunakan istilah populer 'jebakan batman' itu untuk menyebut soal isu penggaetan Ahok masuk ke tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini menilai isu terkait Ahok akan merembet ke isu SARA. Inilah yang dia maksud sebagai jebakan.
"Kami tidak mau lagi situasi politik yang sudah bagus mengarah ke politik rasional digiring kembali dengan membawa isu-isu primordial yang destruktif terhadap bangsa, yakni isu agama. Itu menghantam keakraban dan kekerabatan masyarakat," tutur Johnny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf punya elektabilitas yang jauh lebih tinggi daripada Pak Prabowo-Sandiaga Uno," tutur Johnny.
Sebelumnya diberitakan, peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby memaparkan survei yang menunjukkan kemenangan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf melawan Prabowo-Sandiaga, yakni 52,2% melawan 29,5%. Namun suara Ma'ruf sebenarnya menggerus elektabilitas Jokowi di kalangan nonmuslim. Adjie mengatakan Ahok merupakan sosok tepat untuk meyakinkan pemilih nonmuslim tetap mencoblos pasangan Jokowi-Ma'ruf. Ahok memang tokoh nonmuslim yang dekat dengan Jokowi.
Meski demikian, Adjie mengingatkan kubu Jokowi-Ma'ruf tak sembarang memasukkan Ahok sebagai bagian dari tim sukses. Jika Ahok tiba-tiba jadi bagian tim kampanye Jokowi, Adjie menyebut ada kemungkinan pemilih muslim Jokowi kabur. Ahok merupakan terpidana kasus penistaan agama Islam.
"Mungkin strateginya agak tertutup. Ahok masuk hanya untuk mengonsolidasikan pemilih nonmuslim yang saat ini terkejut Ma'ruf cawapres Pak Jokowi," pungkas Adjie.
Simak Juga 'LSI Denny JA: Ahok Bisa Mengatrol Dukungan untuk Jokowi':
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini