"Sebenarnya sah-sah saja ya. Asal tidak menggunakan segala macam perangkat, kewenangan, kekuasaan dan waktu. Jadi tinggal bagaimana yang bersangkutan itu. Pastinya tidak bisa menjadi juru kampanye atau mengambil satu positioning ketika pada hari kerja, mungkin ya pada hari libur," kata Fadli kepada detikcom, Senin (20/8/2018).
"Sebaiknya kalau misalnya mau all out, harusnya memilih. Tetap jadi menteri atau jadi bagian dari tim pemenangan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, selama ini Jokowi ingin para menterinya fokus dalam pekerjaan. Fadli menyebut para menteri harus memilih salah satu antara jabatan sebagai menteri atau Timses agar tidak terjadi konflik kepentingan.
"Semangatnya Pak Jokowi selama ini kan seperti itu, supaya bisa lebih fokus karena pekerjaan menteri adalah pekerjaan untuk seluruh rakyat Indonesia. Sementera untuk menjadi bagian dari tim pemenangan ya dia jadi bagian dari juru kampanye. Nah, kan ini bisa menimbulkan conflict of interest, ketika dia jadi menteri tapi kemudian sambil menyelam minum air. Ini yang saya kira membahayakan," ucapnya.
Sebelumnya, ada lima menteri atau pejabat setara menteri dari Kabinet Kerja masuk dalam Timses Jokowi-Ma'ruf Amin. Kelimanya menempati posisi berbeda di Timses.
Dilihat detikcom dari daftar nama Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Senin (20/8/2018), semua posisi di TKN itu sudah terisi kecuali nama Ketua TKN.
Para menteri dan pejabat setingkat menteri yang masuk dalam Timses adalah:
1. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebagai Dewan Penasihat
2. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sebagai Dewan Pengarah
3. Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Dewan Pengarah
4. Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebagai Dewan Pengarah
5. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Tonton juga video: 'Ini Formasi Timses Jokowi-Ma'ruf'
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini