Takut akan dampak gempa yang terus-menerus mengguncang Lombok dan alasan terbatasnya lahan tempat mengungsi, sebagian warga Kelurahan Punia mendirikan tenda di atas pelataran kuburan yang tak jauh dari permukiman warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi kemah pengungsian di atas lahan kuburan itu terletak di Lingkungan Punia Saba, Kelurahan Punia, Mataram. Terdapat 6 tenda yang dibuat berukuran 4x6 dan 10x4 meter. Tenda dihuni sekitar 50 keluarga dari dua rukun tetangga.
"Terpaksa ngungsi di kuburan, sudah tiga mingguan kami di sini. Ada sekitar 100 orang yang ngungsi ke kuburan ini," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan salah seorang pengungsi di tempat yang sama, Musahab (38). Musahab mengatakan dia dan keluarganya mengungsi serta membuat tenda di atas kuburan tersebut sejak terjadi gempa pada minggu awal Agustus lalu.
Musahab mengaku, dengan membuat tenda di kuburan, ia dan warga pengungsi lainnya mencoba melawan ketakutan akan adanya gempa susulan. Ia juga merasa lebih dekat dan khusyuk untuk mengingat Sang Pencipta.
"Di sini aman, tempat kami ngungsi. Selain itu, kemah di kuburan ini buat kami lebih dekat mengingat mati. Kami takut gempa, tapi kami lawan ketakutan itu di kuburan ini. Kami pasrahkan kepada Allah Ta'ala saja," ungkapnya.
Warga pengungsi juga mengungkapkan akan tetap bertahan di kuburan sampai keadaan dirasa aman dari gempa susulan.
Dari pantauan di lokasi, sebagian warga pengungsi sedang memperbaiki tenda. Terlihat juga enam kambing dan satu ekor sapi yang ikut diungsikan. Rencananya, hewan kurban itu akan disembelih ketika Idul Adha, yang jatuh pada 22 Agustus 2018.
Sederet Artis Doakan Lombok yang Kembali Diguncang Gempa, tonton videonya di sini:
(rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini