"Di sini memang pakaian adatnya seperti ini. Kita memang kulturnya seperti ini dari dulu masyarakat adat Bonokeling masih terkait," kata Wakil Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bengawan Adiraja, Giran Chandra, Jumat (17/8/2018).
Menurut dia, penggunaan pakaian adat dalam dan penggunaan bahasa ngapak dalam upacara karena hampir setiap harinya masyarakat di Desa Adiraja sudah terbiasa menggunakan pakaian adat, termasuk dalam acara resmi. Demikian juga dengan penggunaan bahasa ngapak.
![]() |
"Hampir 99 persen masyarakat adat Bonokeling, dalam keseharian yang sudah sepuh ya masih pakai pakaian adat. Tapi karena keterbatasan saat aktivitas mereka tidak pakai, paling pakainya iket kepala. Di sini memag tradisinya masih kental, kalau diundang acara resmi mereka biasanya tetap pakai pakaian adat, sejak dulu," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepala Desa Aditaja, Suprihadi, mengatakan di desanya terdapat sekitar 1.350 KK dengan jumlah penduduk sekitar 6.000 jiwa. Sekitar 55 persen masyarakatnya merupakan penghayat kepercayaan.
"Di sini nguri-nguri tadisi kuno khas kejawen memang tidak pernah lepas, khususnya saat ada acara tertentu. Masyarakat masih menggunakan pakaian adat, biasanya yang ikut kepercayaan (penghayat). Dari 6.000 jiwa, 55 persennya itu kejawen atau penghayat. Jadi memang cukup besar," jelasnya.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini