Cak Imin mengenakan baju koko putih, berkopiah, dan melilitkan syal warna cokelat di leher. Tak hanya itu, meski mengenakan sarung, Cak Imin memakai sepatu kets warna putih kombinasi hitam.
Cak Imin punya alasan tersendiri mengenakan busana berbeda tatkala menjadi irup kemerdekaan. Menurutnya, pakaian yang dikenakannya adalah busana ala santri di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, sarung merupakan produk asli Indonesia yang selalu dikenakan kalangan santri. Dia berharap, identitas yang melekat pada sarung tetap lestari di tengah perkembangan zaman.
"Ini (sarung) harus kita jaga supaya sarung menjadi tradisi kita terus menerus," jelasnya.
Saat ditanya kenapa memakai sepatu kets, Cak Imin punya alasan tersendiri. Menurutnya, menjadi tidak pantas apabila dirinya memakai alas kaki salain sepatu saat menjadi irup.
"Upacara enggak pantes kalau pakai sandal," ucapnya.
"Oh, (sepatu kets) langsung bawa dong," ucap Cak Imin saat ditanya apakah sepatu tersebut dibeli di Yogyakarta.
![]() |
Lebih lanjut dia mengatakan, kedatangannya ke MIN 1 Bantul karena ada permintaan dari masyarakat. Oleh karenanya, dia memutuskan menghadiri upacara bendera di MIN 1 Bantul, bukan di istana negara dalama kapasitasnya sebagai Wakil Ketua MPR.
Dia bahkan ingin mentradisikan untuk menghadiri upacara bendera setiap 17 Agustus di daerah. Itu pun dilakukan Cak Imin atas persetujuan kepala negara.
"Saya minta izin ke Pak Presiden hari ini tidak bisa hadir di istana. Karena setiap 17 (Agustus) kita memilih di daerah. Sebagai Wakil Ketua MPR lebih disukai oleh teman-teman di daerah," ucapnya.
Menurutnya, sudah banyak pejabat tinggi negara yang menghadiri upacara kemerdekaan di Istana Negara di Jakarta. Oleh sebab itu, dia memilih melaksanakan upacara bendera kemerdekaan di daerah.
"Saya pamit kepada Pak Presiden, untuk tidak ikut upacara di istana memilih di daerah. Begitu juga 17 Agustus yang lainnya," ujarnya.
(mbr/mbr)