Soal Mahfud Md, PAN Sebut Koalisi Jokowi Banyak Intrik

Soal Mahfud Md, PAN Sebut Koalisi Jokowi Banyak Intrik

Tsarina Maharani - detikNews
Rabu, 15 Agu 2018 13:40 WIB
Foto: Edi Wahyono
Jakarta - Mahfud Md mengungkapkan detik-detik saat dirinya gagal jadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan digantikan KH Ma'ruf Amin. PAN menyindir koalisi Jokowi.

"Seru aja gitu, saya nggak mengira seseru itu ya. Ternyata kan tidak mudah prosesnya. Banyak intrik," kata Ketum PAN Zulkifli Hasan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/8/2018).


Zul kemudian membandingkan proses pemilihan cawapres Jokowi dengan Prabowo Subianto. Ia menyebut proses pemilihan cawapres Ketum Gerindra itu berlangsung sederhana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruh parpol koalisi, yakni PAN, PKS, dan Demokrat legawa Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres.

"Ternyata lebih sederhana di sini kan, di Pak Prabowo lebih sederhana. Pak Prabowo ngambil take posisi, kita semua berkorban mendukung ya," ujar Zul.

"Di sana kan kelihatannya intriknya banyak. Tapi itu kan semua proses politik dan sudah selesai. Jadi mari kita laksanakan dengan baik," imbuh dia.


Mahfud Md akhirnya buka-bukaan soal detik-detik dirinya ditunjuk jadi cawapres pendamping Jokowi yang akhirnya batal. Cerita itu disampaikan Mahfud dalam program Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (14/8) malam.

Salah satu cerita Mahfud adalah soal pernyataan Ketua PBNU Robikin Emhas pada Rabu (8/8) yang menyatakan NU akan meninggalkan Jokowi bila cawapres yang dipilih bukan kader NU. Pernyataan ini disebut Mahfud merupakan bagian dari manuver Ma'ruf Amin.

"Lalu dibantah (Said Aqil), (yang bicara), nggak ada pernyataan itu. Padahal pernyataan itu ada Robikin yang menyatakan dan yang menyuruh itu Kiai Maruf amin. Bagaimana saya tahu kiai Maruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya. Hehehe...ini saya ceritain, menarik ini ceritanya, loh saya memang jujur sih," kata Mahfud. (tsa/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads