"Catatan yang paling buruk soal Kulon Progo adalah mekanisme kerjanya yang menjadi evaluasi kita semua," kata Choirul kepada wartawan seusai diskusi di ruang kerja Bupati Bantul Suharsono, Selasa (14/8/2018).
Choirul sudah melihat langsung kondisi warga yang menolak pembangunan NYIA di Temon, Kulon Progo. Hasilnya belum ada pembangunan yang signifikan, namun warga penolak bandara diperlakukan tak layak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, sejumlah warga penolak bandara masih bertahan di lokasi pembangunan bandara Kulon Progo. Choirul berharap warga yang masih bertahan diperlakukan secara layak dengan mengedepankan nilai kemanusiaan.
"Kemarin kita ngobrol dengan pihak gubernuran, memang sedang mencari jalan agar sampai titik terakhir ini (lokasi warga bertahan) tidak boleh digeser. Jadi ya kalau bangun runway ya bangunlah di titik nolnya dulu," ujarnya.
"Pengalaman tebang pohon, bikin lubang, matiin lampu, matiin air, mager itu sudah semangatnya bukan semangat kemanusiaan. Jadi itu tidak boleh lagi terjadi untuk yang 19 orang (bertahan di lokasi bandara)," tutupnya.
Tonton juga video: 'Pembebasan Lahan untuk Bandara Kulon Progo, Belasan Rumah Dirobohkan'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini