Komnas HAM: Ada Catatan Buruk di Pembangunan Bandara Kulon Progo

Komnas HAM: Ada Catatan Buruk di Pembangunan Bandara Kulon Progo

Usman Hadi - detikNews
Selasa, 14 Agu 2018 14:38 WIB
Rumah warga penolak Bandara Kulon Progo dirobohkan. (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)
Bantul - Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam, menyebut ada catatan buruk dalam pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo. Berbagai catatan tersebut menjadi perhatian khusus Komnas HAM.

"Catatan yang paling buruk soal Kulon Progo adalah mekanisme kerjanya yang menjadi evaluasi kita semua," kata Choirul kepada wartawan seusai diskusi di ruang kerja Bupati Bantul Suharsono, Selasa (14/8/2018).


Choirul sudah melihat langsung kondisi warga yang menolak pembangunan NYIA di Temon, Kulon Progo. Hasilnya belum ada pembangunan yang signifikan, namun warga penolak bandara diperlakukan tak layak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wong itu pembangunannya belum ada kok. Sudah pohon di depan rumah ditebangin, tanah di depan rumah dilubangi, begitu-begitu memang persoalan. Oleh karenanya, itu catatan buruk bagi proses di Kulon Progo," jelasnya.


Kini, sejumlah warga penolak bandara masih bertahan di lokasi pembangunan bandara Kulon Progo. Choirul berharap warga yang masih bertahan diperlakukan secara layak dengan mengedepankan nilai kemanusiaan.

"Kemarin kita ngobrol dengan pihak gubernuran, memang sedang mencari jalan agar sampai titik terakhir ini (lokasi warga bertahan) tidak boleh digeser. Jadi ya kalau bangun runway ya bangunlah di titik nolnya dulu," ujarnya.

"Pengalaman tebang pohon, bikin lubang, matiin lampu, matiin air, mager itu sudah semangatnya bukan semangat kemanusiaan. Jadi itu tidak boleh lagi terjadi untuk yang 19 orang (bertahan di lokasi bandara)," tutupnya.



Tonton juga video: 'Pembebasan Lahan untuk Bandara Kulon Progo, Belasan Rumah Dirobohkan'

[Gambas:Video 20detik]

(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads