"Kalau musim penghujan memakai air sumur, bahkan kadang ada banjir juga. Tapi kalau musim kemarau seperti sekarang pasang sanyo (pompa) di sungai," kata Rukanah (47), warga Dusun Belo, Desa Rembes, Kecamatan Bringin saat ditemui di rumahnya, Senin (13/8/2018).
Pemasangan puluhan mesin pompa di sungai tersebut dilakukan saat memasuki musim kemarau. Sedangkan pada saat musim penghujan, warga memanfaatkan sumur yang dibuatnya. Sumur-sumur tersebut akan mengering setiap musim kemarau, seperti yang terjadi sekitar dua bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pantauan, warga dengan membuat celukan atau kubangan kecil-kecil di sungai untuk menampung air. Kemudian, air dalam kubangan yang berada di sungai tersebut disedot menggunakan mesin pompa air dan dialirkan dengan peralon menuju rumah-rumah. Ada juga kubangan yang ditutupi dengan plastik, namun demikian ada juga yang tidak ditutupi kendati airnya disedot.
![]() |
Rukanah menuturkan bahwa sumurnya yang dalamnya 2,5 meter sejak beberapa bulan lalu sudah tidak bisa diambil airnya. Semenjak itu, kemudian dia mengambil air dari sungai yang persis di belakang rumahnya.
"Bagi kami air dari sungai itu bersih. Untuk mandi, masak dan minum," katanya.
Ungkapan berbeda disampaikan warga lainnya, Siti Umiyatun (53). Menurutnya, warga memanfaatkan air dari sungai hanya untuk mandi dan mencuci pakaian.
"Air nyedot dari sungai hanya untuk mandi dan mencuci pakaian. Kalau untuk memasak dari Pam (PDAM)," kata dia.
Diwawancara terpisah, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengimbau, kepada warga masyarakat yang telah mengalami kekeringan di wilayahnya untuk mengajukan permohonan dropping air bersih. Kemudian warga diimbau untuk tidak memanfaatkan air dari sungai untuk dikonsumsi.
![]() |
"Kalau kami menyarankan, barangkali air sungai sedikit banyak tercemar. Air sungai jangan dikonsumsi, kalau untuk mandi sepanjang masih layak untuk mandi nggak apa-apa mungkin menghemat," kata Heru saat dihubungi.
Bagi warga masyarakat yang membutuhkan air bersih, kata Heru, masyarakat silakan mengajukan permintaan bantuan ke BPBD Kabupaten Semarang melalui kepala dusun atau kepala desa. Nantinya setelah mengajukan permohonan bantuan air bersih, BPBD Kabupaten Semarang akan melakukan dropping air bersih.
Untuk dropping air bersih, katanya, BPBD Kabupaten Semarang telah melakukan dropping air bersih ke sejumlah daerah yang mengalami kekeringan sebanyak 112 tangki dari alokasi 308 tangki.
Tonton juga video: 'Dua Semburan Gas Muncul di Ngawi'
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini