"Begini, Mang Ma'ruf itu kan harus sadar semua pilihan politik. Kita menghormati Mang Ma'ruf sebagai ulama mau jadi wakilnya Pak Joko Widodo. Itu kita hormati, kita tidak mencela dia. Sekarang kok dia ikut-ikutan urusan kami?" kata Poyuono saat dimintai tanggapan detikcom, Jumat (10/8/2018) malam.
Poyuono kembali menjelaskan mengapa koalisi Gerindra memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres daripada salah satu nama yang direkomendasikan Ijtimak Ulama. Menurutnya, keputusan memilih Sandiaga bukan bukti koalisi Gerindra tak menghargai Ijtimak Ulama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, kalau kita tidak menjalankan Ijtimak Ulama karena memang ulamanya memberikan jalan kepada kita, bukan (kami) tidak mengindahkan atau menghargai ulama. Justru ulama-ulama itu lebih mementingkan kepentingan ulama yang sangat besar," imbuhnya.
Poyuono heran mengapa ulama sekaliber Ma'ruf bisa seperti itu. Dia menyarankan lebih baik Ma'ruf membimbing para politikus yang mengusungnya menjadi cawapres Presiden Joko Widodo.
"Kok Mang Ma'ruf ini ngurus-ngurusin kita? Bagaimana sih. Sekarang tinggal urusin bagaimana Mang Ma'ruf ini bisa menasihati grup sana agar akhlaknya lebih baik sebagai ulama," ujar Poyuono.
Ma'ruf sebelumnya memang berbicara tentang kelompok yang mengklaim menghargai ulama. Meskipun tak secara gamblang, Ma'ruf menyebut kelompok tersebut justru tak menjalankan rekomendasi Ijtimak Ulama.
"Ada belah sono ngomong, ya, menghargai ulama. Menghargai ulama tapi hasil Ijtimak Ulama-nya nggak didengerin, malah wakilnya bukan ulama," ujar Ma'ruf di kantor PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Jumat (10/8).
Tonton juga video: 'PPP Titipkan Program Ekonomi Umat ke Ma'ruf Amin'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini